Ahad 03 Apr 2016 18:52 WIB

'Jangan Percaya Kunci Jawaban, Percayalah pada Kemampuan Sendiri'

Petugas ujian nasional memeriksa perangkat komputer jelang pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMA Negeri 2 Bekasi, Jawa Barat, Jumat (1/4).
Foto: Antara/Risky Andrianto
Petugas ujian nasional memeriksa perangkat komputer jelang pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMA Negeri 2 Bekasi, Jawa Barat, Jumat (1/4).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gubernur Sumatra Barat, Irwan Prayitno mengingatkan 73.894 siswa yang akan mengikuti Ujian Nasional (UN) di daerah itu untuk tidak mempercayai kunci jawaban yang selalu beredar saat ujian berlangsung.

"Jangan terjebak oleh kunci jawaban karena itu pasti akan merugikan diri sendiri," katanya di Padang, Ahad (3/4). Menurut dia, pengamanan terhadap soal UN sudah ketat, sehingga kecil sekali kemungkinan ada pihak yang dapat mengakses soal tersebut untuk membuat kunci jawaban.

"Apalagi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), sangat tidak mungkin. Karena itu, percayalah pada kemampuan sendiri saat ujian," ujarnya.

Terkait tidak mempercayai kunci jawaban itu, ia mengatakan telah mengirimkan Surat Edaran (SE) gubernur pada kabupaten dan kota agar ditindaklanjuti.

Ketua UN Sumbar, Nasmeri mengatakan pihaknya juga sudah mengingatkan agar tidak mempercayai kunci jawaban yang beredar tersebut. Selain, kunci itu kemungkinan besar tidak benar, ia juga mengatakan, tidak ada gunanya mendapatkan nilai UN tinggi dengan kecurangan.

"UN tahun ini juga dicanangkan sebagai UN berintegritas. Artinya, nilai yang didapat tidak boleh dengan cara yang curang," katanya.

Ia menambahkan untuk menentukan integritas pelaksanaan UN di sekolah, akan dilakukan analisa serta penilaian dari hasil jawaban siswa oleh Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik), kemudian penilaian terhadap laporan pelaksanaan UN di masing-masing satuan.

"Hasil penilaian akan menentukan indeks integritas sekolah masing-masing, dan diumumkan secara terbuka," sebutnya.

Penilaian integritas itu menurutnya, menuntut semua pihak melaksanakan UN dengan jujur, tidak siswa, tetapi juga pengawas, hingga petugas penjaga naskah soal. UN SMA sederajat digelar dua metode, yakni UN berbasis kertas dan berbasis komputer. Untuk UN berbasis komputer dilaksanakan pada 4 SMA dan 35 SMK dengan jadwal 4 hingga 11 April 2016. Sedangkan UN berbasis kertas dilaksanakan 4 hingga 7 April 2016.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement