REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri mengatakan, tenaga kerja Indonesia (TKI) memiliki peranan dan kontribusi besar dalam pembangunan ekonomi Indonesia.
Hanif mengungkapkan, untuk itu pemerintah berkomitmen akan terus berupaya meningkatkan kualitas tenaga kerja Indonesia. Baik dari segi produktivitas dan kompetensi kerja, maupun dari segi kesejahteraan pekerja.
"Ini berarti bahwa tenaga keja Indonesia tidak hanya berhak untuk bekerja, tetapi sesungguhnya adalah pelaku utama pembangunan perekonomian bangsa," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Senin (30/5).
Pada 2012, perekonomian Indonesia berada di peringkat 16 besar dunia berkat kontribusi adanya 55 juta pekerja terampil.
Pada 2030, Indonesia diprediksi akan menempati peringkat 7 besar ekonomi dunia, dengan catatan ditunjang dengan adanya 113 juta pekerja terampil.
Strategi yang diambil pemerintah saat ini untuk mengejar kebutuhan pekerja terampil tersebut adalah pendidikan dan pelatihan. Ini berarti faktor kunci pembangunan Indonesia tergantung pada bagaimana dapat mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia di masa depan.
Hanif menyebut pelatihan dan pendidikan kerja sangat penting, karena saat ini produktivitas Indonesia masih kalah dengan negara lainnya. Meskipun Indonesia merupakan negara dengan pendapatan domestik bruto (PDB) terbesar di ASEAN, namun berdasarkan survei ASEAN statistic, Indonesia berada di posisi 5 dalam hal PDB per kapita. Hal tersebut merupakan buah dari masih rendahnya produktivas kerja Indonesia.