Senin 16 Oct 2017 03:20 WIB

Taliban Sembunyikan 2.500 Kg Bahan Peledak di Truk Tomat

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Bayu Hermawan
Kelompok Taliban.
Foto: Reuters
Kelompok Taliban.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Seorang militan Taliban tertangkap basah membawa 2.500 kg bahan peledak di sebuah truk saat menuju ibu kota Afghanistan, Kabul, pada Sabtu (14/10) malam. Untuk mengelabui polisi, ia menyembunyikan bahan peledak itu di bawah tumpukan tomat.

Pria tersebut dicurigai setelah menolak berhenti di pos pemeriksaan keamanan. Setelah menemukan 30 wadah plastik berwarna oranye berisi bom, polisi Afghanistan segera menembak dan menahannya.

Sumber kepolisian mengatakan, di setiap wadah itu terdapat 20 liter ammonium nitrat, yang juga biasa digunakan untuk membuat pupuk. Wadah-wadah itu dihubungkan dengan kabel listrik berwarna kuning.

"Satu-satunya yang hilang adalah perangkat untuk meledakkan bahan peledak tersebut," kata sumber itu, seperti dikutip Daily Mail.

Ancaman keamanan di Kabul telah semakin meningkat sejak 31 Mei lalu. Saat itu sebuah bom truk besar meledak, hingga menewaskan sekitar 150 orang dan melukai 400 orang lainnya yang kebanyakan warga sipil.

Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan paling mematikan di Kabul sejak 2001 itu. Menurut pihak berwenang, ledakan tersebut berasal dari lebih dari 1.500 kg bahan peledak yang dikemas dalam truk limbah.

Pemerintah Afghanistan telah menyalahkan jaringan Haqqani yang berafiliasi dengan Taliban atas pemboman tersebut. Militan Taliban jarang mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang membunuh sejumlah besar warga sipil.

Setelah insiden itu, pemerintah meningkatkan jumlah pos pemeriksaan polisi di zona diplomatik dan memasang penghalang khusus untuk mencegah truk memasuki pusat kota. Sejumlah Kedutaan Besar dan kantor organisasi internasional juga menggunakan pemindai untuk memeriksa truk.

Pada Agustus lalu, intelijen Afghanistan menangkap sebuah truk di Kabul yang membawa lebih dari 16 ton bahan peledak. Bahan peledak itu disembunyikan di dalam kotak yang campur dengan pakan unggas.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement