Ahad 27 May 2018 04:45 WIB

Warga Saudi Terbiasa Melancong Bawa Produk Indonesia

TKI memiliki andil besar mengakrabkan produk Indonesia ke lidah warga Saudi.

Seorang warga membawa bendera Arab Saudi (Ilustrasi)
Foto: REUTERS
Seorang warga membawa bendera Arab Saudi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Arab Saudi memiliki kecenderungan membawa produk Indonesia, seperti Indomie dan Pop Mie sebagai bawaan wajib jika melancong keluar dari jazirah Arab.

Tim Ekonomi dan Perdagangan KJRI Jeddah dalam keterangannya, Jumat (25/5), keberhasilan memasukkan merek Indonesia menjadi salah satu ikon wajib di masyarakat Saudi itu tidak terlepas dari usaha keras dan kreatif memperkenalkan produk Indonesia secara terus-menerus di kawasan itu.

Bahkan, masuknya Indomie dan menjadi salah satu makanan kegemaran masyarakat Arab itu tidak terlepas dari keberhasilan warga Indonesia yang bekerja sebagai asisten rumah tangga. Warga Indonesia ini dipercaya mengelola menu makanan bagi keluarga Saudi.

Tim KJRI mengatakan salah satu keberhasilan melakukan promosi produk Indonesia di Saudi ialah melalui internal warga Indonesia, yang bermukim di Saudi. Berawal dari kegemaran warga Indonesia yang mengonsumsi sendiri produk Indonesia akhirnya banyak produk Indonesia yang begitu dikenal masyarakat lokal Arab Saudi.

Kini tidak heran kalau rumah makan Indonesia banyak diserbu masyarakat lokal yang sudah sangat mengenal dengan baik makanan Indonesia, seperti sate, soto, es cendol, rendang, rawon, serta aneka masakan nusantara. Konsul Jenderal RI Jeddah, M Hery Saripudin mengatakan seluruh warga Indonesia yang bekerja di Saudi adalah duta bangsa yang harus ikut mengambil peran mempromosikan dan memasyarakatkan produk Indonesia kepada masyarakat lokal Arab Saudi.

"Warga Indonesia yang tinggal di Arab Saudi harus saling bersinergi, bahu-membahu dalam meningkatkan nilai ekpor nonmigas Indonesia," kata dia.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement