Rabu 06 Feb 2019 07:31 WIB

Dolar AS Menguat Jelang Pidato Kenegaraan Trump

Indeks yang mengukur dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia naik 0,22 persen

Karyawan menghitung mata uang dolar Amerika Serikat di gerai penukaran mata uang asing. ilustrasi
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Karyawan menghitung mata uang dolar Amerika Serikat di gerai penukaran mata uang asing. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kurs dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa (5/2) atau Rabu (6/2) pagi WIB. Semnetara para investor menunggu pidato kenegaraan Presiden Donald Trump untuk kemungkinan pembaruan tentang perang perdagangan Amerika Serikat-Cina.

Pemulihan berkelanjutan dalam selera investor terhadap risiko telah memberikan tekanan terhadap mata uang safe-haven, menyeret franc Swiss lebih rendah. Sementara dolar Australia naik setelah bank sentral negara itu memperingatkan risiko-risiko terhadap pertumbuhan dan menjauhi sinyal pelonggaran kebijakan eksplisit.

"Dengan bank-bank sentral di seluruh dunia dalam pola holding, dan sejumlah ketidakpastian pada perdagangan dan faktor-faktor lain, perdagangan di pasar mata uang sebagian besar bergerak dalam kisaran yang relatif ketat," kata Eric Viloria, Ahli Strategi Valas di Credit Agricole.

"Kisaran ini dapat berlangsung selama beberapa waktu sampai ada tindakan bank sentral yang lebih menentukan atau resolusi untuk beberapa dinamika politik, apakah itu negosiasi perdagangan atau sebaliknya," tuturnya menambahkan.

Presiden Fed Dallas Robert Kaplan mengatakan pada Selasa (5/2) bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga di mana mereka berada sampai prospek ekonomi AS lebih jelas. Menurutnya proses tersebut bisa memakan waktu beberapa bulan lagi.

Indeks dolar AS, yang melacak greenback versus euro, yen, poundsterling Inggris dan tiga mata uang utama lainnya, naik 0,22 persen menjadi 96,064. Indeks, yang mencapai tertinggi lebih dari satu minggu di 96,12 di awal sesi, sedikit berubah untuk tahun ini.

Euro diperdagangkan 0,2 lebih rendah terhadap dolar, setelah survei menunjukkan pada Selasa (5/2) bahwa bisnis zona euro berkembang pada tingkat terlemah mereka sejak pertengahan 2013 pada awal tahun ini.

Investor mengalihkan perhatian mereka ke pidato kenegaraan Trump yang akan berlangsung pada pukul 21.00 waktu setempat (02.00 GMT), yang bisa mengisyaratkan kemajuan dalam pembicaraan perdagangan AS-Cina.

"Fokus pasar cenderung pada indikasi apa pun tentang bagaimana negosiasi perdagangan Cina-AS berlangsung; segala sesuatu yang positif tentang berita perdagangan akan memberikan dukungan bagi greenback," kata Kepala Strategi Mata Uang di Oanda, Dean Popplewell, dalam sebuah catatan.

Pemulihan berkelanjutan dalam selera risiko investor telah menekan mata uang safe-haven, dan franc Swiss, yang cenderung terapresiasi selama serangan ketidakpastian ekonomi, merosot ke level terendah 11-minggu terhadap dolar AS.

Dolar Australia naik tajam, membalikkan kerugian sebelumnya, setelah Reserve Bank of Australia (RBA) mempertahankan suku bunga pada rekor terendah pada pertemuan pertamanya tahun ini, tetapi terdengar kurang dovish dari yang diharapkan.

Poundsterling Inggris merosot ke posisi terendah dua minggu setelah data survei lemah dan ketidakpastian tentang pembicaraan Brexit mendorongnya di bawah level pasar utama, memaksa beberapa investor besar untuk mengurangi beberapa taruhan.

Dolar Kanada tergelincir terhadap mitra AS, karena harga minyak sedikit lebih rendah.

sumber : Antara/Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement