REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Semen Indonesia Grup (SIG), Hendi Priyo Santoso menjelaskan selama empat tahun proyek infrastruktur dilakukan oleh pemerintah, per tahunnya hanya mampu menyerap delapan hingga sembilan juta ton semen saja. Sedangkan dari total kebutuhan tersebut, SIG mendapatkan porsi 70 persen.
"Spending pemerintah sepanjang proyek infrastruktur kemarin rata rata delapan sampai sembilan juta ton per tahun," ujar Hendi di Komisi VI DPR RI, Selasa (18/2) malam.
Sisanya, kata Hendi dipenuhi oleh produksi semen swasta indonesia lainnya. "Proyek Infrastruktur serapan semennya 9 juta ton per tahun, pangsa pasar kami 70 persen. Karya karya sendiri, kami diantara 70-75 persen. Ada juga mereka belanja prodak lain," ujar Hendi.
Padahal, secara total kapasitas terpasang Semen Indonesia Grup sendiri sebesar 120 juta ton. Dan Total kebutuhan semen dalam negeri mencapai 68 juta ton. Sayangnya, proyek pemerintah hanya mampu menyerap kurang dari 10 persen kebutuhan nasional tersebut.
Di antara kebutuhan pemerintah tersebut, untuk spesifik di Sumatra Selatan saja, menurut Direktur Utama PT. Semen Baturaja, Jobi Triananda menjelaskan proyek strategis yang dipasok kebutuhannya adalah Proyek Stadion Jakabaring dan pembangunan LRT Palembang.
"Untuk spending pemerintah di wilayan kami untuk pembangunan stadion jakabaring dan LRT Palembang," ujar Jobi di lokasi yang sama.