REPUBLIKA.CO.ID SEOUL -- Pemerintah Korea Selatan (Korsel) telah menyiapkan dana sebesar 30 triliun won atau sekitar Rp 349,5 triliun untuk melawan virus corona Covid-19. Sejauh ini, 29 orang telah tewas akibat virus ini di Korsel.
Presiden Korsel Moon Jae-in mengatakan, negara itu telah memulai perang melawan virus, dengan semua lembaga pemerintah dalam siaga 24 jam, dilansir di BBC, Selasa (3/3).
Pada Selasa, Korsel mengumumkan 477 lebih banyak kasus dan sekarang memiliki total 4.812 infeksi yang dikonfirmasi. Jumlah itu merupakan infeksi tertinggi di luar China.
Korsel melaporkan 600 kasus lagi dan enam kematian tambahan pada Senin (2/3) tengah malam, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC).
Dari kasus-kasus baru, 519 dikonfirmasi di Daegu (86,5 persen), 61 di Provinsi Gyeongsang Utara (10 persen), 7 di Seoul 1,6 persen), 3 di Provinsi Chungcheong Selatan (0,5 persen), masing-masing 2 di Busan, Provinsi Gwangju dan Gyeonggi (0,3 persen).
Di Korea Herald disebutkan, dari total tersebut, 3.600 terkonsentrasi di Daegu dan 685 di Provinsi Gyeongsang Utara, menyumbang 89 persen dari total. Data didasarkan pada jumlah pasien dan kematian yang dihitung pada tengah malam Selasa.
Kecuali pasien yang dikonfirmasi, pengujian telah dilakukan pada 121.039 orang. Sebanyak 85.484 orang telah dites negatif untuk virus, dan 35.555 sedang menunggu hasilnya.
Sebanyak 29 orang meninggal karena virus corona, dengan sebagian besar kasus berusia 50-an dan 80-an dengan penyakit yang sudah ada sebelumnya. Tingkat kematian mencapai 0,6 persen untuk semua kelompok umur, 4 persen untuk mereka yang berusia 70-an dan 5,4 persen untuk mereka yang berusia 80 atau lebih.
Sekitar 34 pasien sejauh ini dibebaskan dari karantina setelah melakukan pemulihan penuh.
"Lebih dari 80 persen kasus tidak menunjukkan gejala yang parah dan diperkirakan akan sembuh sepenuhnya," kata direktur KCDC Jeong Eun-kyeong pada Senin.