REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengajak organisasi kemasyarakatan (ormas), untuk mencegah ideologi selain Pancasila menguasai ruang publik. Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar mengatakan, kelompok radikal teroris sudah memanfaatkan internet sebegai sarana untuk menyebarkan paham mereka.
"Jika mereka sampai dominan di ruang publik, saya khawatir anak-anak muda kita nanti akan memilih itu ketimbang ideologi Pancasila yang juga merupakan dasar negara kita," kata Boy Rafli di Jakarta, Jumat (4/7).
Menurut Kepala BNPT, saat ini kelompok radikal teroris sudah memanfaatkan internet sebagai sarana untuk menyebarkan paham mereka kepada masyarakat luas. "Mereka juga memanfaatkan channel dari media sosial dan dalam hal tertentu, bahkan mereka sangat senang ketika media mainstream memuat berita yang memberikan panggung kepada mereka," ujar Boy Rafli.
Ketua Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Pemuda Pancasila K.P.H. Japto Soelistyo Soerjosoemarno mengatakan bahwa masalah radikalisme dan terorisme tidak bisa hanya diselesaikan oleh BNPT. "Menteri, gubernur, bupati, dan wali kota juga harus ikut bertanggung jawab. Maka, para kepala daerah itu harus komunikasi dengan warganya, diajak ngobrol," ucapnya.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila Bambang Soesatyo memandang perlu pendekatan khusus untuk mencegah generasi muda terpapar paham radikal terorisme tersebut. "Karena anak muda saat ini menggandrungi gadget (gawai) dan media sosial, perlu ditekankan melalui media yang sama bahwa Indonesia yang memiliki nilai-nilai filosofi Pancasila, kebinekaan yang saling menghargai, dan toleransi yang tinggi," kata Bambang yang juga Ketua MPR RI itu.