Jumat 14 Aug 2020 09:30 WIB

Palestina Sebut Kesepakatan Israel-UEA Pengkhianatan

Normalisasi Uni Emirat Arab dan Israel disebut mengkhianati rakyat Palestina

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Normalisasi Uni Emirat Arab dan Israel disebut mengkhianati rakyat Palestina. Ilustrasi.
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Normalisasi Uni Emirat Arab dan Israel disebut mengkhianati rakyat Palestina. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH - Veteran perunding Palestina menyebut kesepakatan normalisasi Uni Emirat Arab (UAE) dan Israel sebagai satu "pengkhianatan sepenuhnya" pada rakyat Palestina.

Berdasarkan kesepakatan, yang diperantarai oleh Amerika Serikat sekaligus yang pertama antara Israel dan Negara Teluk Arab, Israel setuju untuk menunda rencana aneksasi mereka terhadap Tepi Barat yang diduduki, yang diimpikan oleh rakyat Palestina sebagai bagian dari negara merdeka di masa depan.

Baca Juga

Ditanya apakah Otoritas Palestina (PA) atau Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mengetahui akan ada kesepakatan tersebut, Hanan Ashrawi mengatakan kepada Reuters: "Tidak. PLO, PA, dan para pimpinan Palestina tidak mengetahui bahwa ini akan terjadi. Kami dibutakan. Kesepakatan rahasia mereka kini terkuak. Ini sebuah pengkhianatan yang menyeluruh".

Sebelumnya Putra Mahkota Abu Dhabi, penguasa riil UAE, Syekh Mohammed bin Zayed mengatakan bahwa pihaknya telah berbicara dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Netanyahu. Dari pembicaraan itu muncullah kesepakatan untuk menghentikan aneksasi yang sudah direncanakan oleh Israel atas wilayah Palestina.

Sejumlah pemimpin negara di dunia, kecuali Donald Trump, menentang tindakan Israel menganeksasi wilayah itu. Indonesia termasuk salah satu negara yang berjuang keras untuk menghentikan langkah Israel yang akan semakin menyengsarakan rakyat Palestina.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement