Jumat 23 Oct 2020 18:51 WIB

Penjualan ORI018 Capai Rp 12 Triliun

ORI018 ditawarkan dengan kupon terendah.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Nidia Zuraya
Obligasi Ritel Indonesia (ORI).
Foto: Tim Infografis Republika.co.id
Obligasi Ritel Indonesia (ORI).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Hasil penjualan Obligasi Negara Ritel seri ORI018 tercatat mencapai Rp 12,97 triliun. Realisasi tersebut lebih dari dua kali target pemerintah, Rp 5 triliun, namun 29 persen lebih rendah dibandingkan seri sebelumnya, ORI017, yang terjual Rp 18,33 triliun.

Direktur Surat Utang Negara (SUN) Direktorat Jenderal Pengelolaan dan Pembiayaan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) Deni Ridwan menjelaskan, dana hasil penjualan ORI018 akan dipergunakan untuk memenuhi sebagian kebutuhan pembiayaan APBN 2020. "Termasuk untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Republika, Jumat (23/10).

Baca Juga

ORI018 sendiri merupakan SBN ritel kelima yang diterbitkan di tahun 2020. Secara keseluruhan, Deni mencatat, pemerintah berhasil menyerap Rp 71,37 triliun dari penawaran SBN ritel.

Sebagai instrumen SBN ritel ketiga yang ditawarkan di masa pandemi, Deni menilai, ORI018 masih menunjukkan hasil penjualan sangat baik. Capaian ini terpenuhi meskipun ORI018 ditawarkan dengan kupon terendah sepanjang sejarah penerbitan SBN ritel, yakni 5,7 persen. Masa penawarannya juga relatif singkat, dari 1-21 Oktober.

Untuk mengakomodir permintaan masyarakat, pemerintah bahkan harus menaikkan kuota penjualan pada sistem pemesanan secara elektronik atau e-SBN.

Deni menyebutkan, animo masyarakat terhadap ORI018 yang masih tinggi menunjukkan, meningkatnya kesadaran untuk menjaga kebiasaan berinvestasi meski di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi. "Instrumen yang sudah jelas keamanannya seperti ORI menjadi pilihan masyarakat," katanya.

Dalam catatan DJPPR Kemenkeu, sekitar 56 persen dari 26.160 total investor ORI018 merupakan investor yang sudah pernah membeli SBN ritel. Hal ini sejalan dengan tujuan awal penerbitan ORI018, yaitu untuk memberikan kesempatan bagi pemilik ORI014 yang jatuh tempo pada Oktober 2020 untuk menginvestasikan kembali dananya ke instrumen serupa.

Catatan positif juga diberikan Deni terhadap investor yang rutin membeli SBN ritel. Sejak penerapan Single Investor Identification (SID), terdapat lebih dari 14 ribu investor yang membeli SUN Ritel lebih dari satu kali. Bahkan, 47 investor di antaranya tidak pernah absen membeli SUN Ritel, termasuk ORI018.

Selain diminati oleh existing investor, ORI018 juga diminati oleh investor baru. Sebanyak 12.103 investor dengan jumlah nominal pembelian investor baru sebesar Rp 5,18 triliun atau 40 persen dari total nominal ORI018.

Jumlah investor ORI018 terbanyak berasal dari generasi milenial (kelahiran 1980-2000), dengan jumlah 9.127 investor. Total itu sekitar 35 persen dari keseluruhan jumlah investor. Tapi, volume pemesanan terbesar dilakukan oleh Baby Boomers (kelahiran 1946-1964) yang mencapai Rp 5,4 triliun atau 42 persen dari total pemesanan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement