Lagi-lagi Imam Malik menjawabnya dengan sopan dan berkata, “Wahai pemimpin yang beriman, Allah Yang Maha Kuasa telah mengangkatmu ke posisi terhormat ini. Jangan menjadi orang pertama yang merendahkan tempat dan menghina martabat ilmu dan pembelajaran sehingga Allah tidak merendahkan tempatmu. Aku tidak benar-benar ingin membangkang kepadamu, tetapi aku lebih ingin agar pemimpin beriman menunjukkan rasa hormat untuk belajar agar Allah dapat mengangkat posisinya.”
Akhirnya, Khalifah Harun ar-Rasyid berjalan bersama Imam Malik ke rumah Imam Malik untuk mendengarkan dia dan bacaan dari bukunya. Imam Malik juga mengajarkan murid-muridnya melalui perkataan dan tindakan disertai dengan kerendahan hati.
Dia menekankan kepada murid-muridnya, ungkapan terpenting yang harus dimiliki oleh seorang ulama sejati adalah berani mengatakan, “Saya tidak tahu.” Pernah suatu ketika ada seorang pria datang kepadanya dan menanyakan suatu masalah.
Setelah mendengar itu, Imam Malik tidak dapat menemukan jawaban yang tepat. Jadi, dia berkata dengan rendah hati, “Saya tidak tahu.”