Lewa mengatakan, kapal itu meninggalkan pantai pada 11 Februari untuk tujuan ke Asia Tenggara tetapi mengalami kerusakan mesin. Proyek Arakan tidak dapat menghubungi para pengungsi selama beberapa hari.
"Kami telah berbicara dengan mereka. Tapi sekarang mereka tidak bisa dilacak. Mereka tidak punya air atau makanan, mereka minum air laut dan sekarat," kata Lewa.
Pihak berwenang di Bangladesh mengatakan mereka tidak memiliki informasi tentang kapal apa pun yang baru-baru ini membawa pengungsi keluar dari perairan Bangladesh. Lebih dari 1 juta Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar tinggal di kamp-kamp yang padat Bangladesh.