Jumat 14 May 2021 05:34 WIB

Gal Gadot Dihujat karena Komentari Krisis Palestina-Israel

Gal Gadot dianggap alat propaganda karena pernah bertugas di militer Israel

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Upaya aktris utama
Foto: EPA
Upaya aktris utama "Wonder Woman", Gal Gadot, memposting pesan pemersatu di Twitter padahal kekerasan sedang berlangsung di Timur Tengah, justru menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Para kritikus malah menyerang aktris tersebut karena komentarnya dianggap propaganda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Upaya aktris utama "Wonder Woman", Gal Gadot, memposting pesan pemersatu di Twitter padahal kekerasan sedang berlangsung di Timur Tengah, justru menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Para kritikus malah menyerang aktris tersebut karena komentarnya dianggap propaganda.

Gal Gadot yang juga memiliki pengalaman berperang di Pasukan Pertahanan Israel ketika dia masih muda, jadi dianggap sebagai alat propaganda untuk militer Israel. Kelompok militan Palestina, Hamas, meluncurkan roket ke Israel pada pekan ini, menargetkan Yerusalem, Israel selatan, dan Tel Aviv.

Israel menanggapi serangan itu dengan meluncurkan serangkaian serangan udara, menewaskan seorang komandan Hamas dan beberapa militan senior Hamas lainnya. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan, mereka akan menggunakan ‘tangan besi’ jika diperlukan untuk berhenti menyertai protes kekerasan oleh warga Palestina.

Lebih dari 30 orang tewas dalam kekerasan yang kian meningkat itu, dan menandai konflik paling serius mereka sejak Perang Gaza 2014. "Hati saya hancur," kata Gadot dalam komentarnya di Twitter. Ia lahir di Israel, dan menulis cuitannya itu pada Rabu lalu. "Negara saya sedang berperang," kata dia lagi.

Pengguna media sosial segera mengunggah komentar buruk tentang aktris tersebut, dan tidak akan membiarkannya melupakan waktunya bertugas di Pasukan Pertahanan Israel, dengan banyak orang menuduhnya mendukung pembantaian etnis dan genosida massal, karena mengharapkan perdamaian Israel.

"Mengingat Gal Gadot pernah bertugas di Pasukan Pertahanan Israel selama dua tahun, dimana dia tidak hanya menyaksikan pembantaian di Palestina secara langsung, tetapi juga secara aktif mendukungnya. Bagaimana kamu bisa mengadvokasi untuk menghentikan lingkaran setan teror itu, ketika kamu berdiri di garis depan mengaktifkannya #FreePalestine," tulis seorang pengguna, @thetaeprint.

Sementara itu salah seorang public figure, Aaron Vallely juga ikut menuliskan cuitan. “Pernyataan Gal Gadot jauh lebih buruk daripada video imajinasi tuli nada dari tahun lalu. ‘Free and Save’. Negara yang sama melakukan pendudukan militer, pencurian tanah, dan pembantaian terhadap rakyat Palestina. #FreePalestine”

Yang lain menuduhnya sebagai alat ‘propaganda’ untuk Israel. Namun, seperti yang dicatat oleh pendukung Gadot, dinas militer Israel mewajibkan ikut militer bagi semua warga Israel yang berusia di atas 18 tahun, termasuk sebagian besar wanita muda. Fakta itu tidak luput dari perhatian sebagian orang, termasuk tokoh-tokoh terkenal seperti Senator Ted Cruz, R-Texas, yang angkat bicara atas nama Gadot.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement