REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebanyak 200 anggota Kepolisian Negara RI dari Makassar dikirim ke Kota Ambon untuk membantu pengamanan pasca bentrok antar warga, Ahad (11/9).
"Kami hari ini mengirim 200 anggota Brimob dari Makassar ke Ambon, karena lebih dekat wilayahnya. Situasi sudah terkendali, tidak ada lagi ribut," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Irjen Pol Anton Bachrul Alam, di Jakarta.
Menurut Anton, pejabat Polri, TNI, Gubernur, tokoh masyarakat dan tokoh agama di Ambon sudah berkoordinasi untuk memulihkan keadaan pasca bentrok antar warga. "Bentrok itu terjadi karena rumor bahwa Darmin Saiman meninggal akibat dianiaya di kawasan Gunung Nona, padahal itu kecelakaan murni dan kecelakaan tunggal," kata Anton.
Darmin Saiman, seorang juru ojek warga Waihaong, diduga menjadi pemicu bentrokan antar warga tersebut. Masalah sebenarnya adalah kecelakaan murni, yakni Darmin Saiman mengalami kecelakaan lalu lintas di kawasan Gunung Nona, Kecamatan Nusaniwe, pada Sabtu (10/9) malam dan ditolong keluarga Tatuhey, yang membawanya ke rumah sakit. Tapi korban meninggal dalam perjalanan.
Mengenai korban tewas akibat bentrok itu, Anton mengatakan belum menerima laporan tentang kabar tersebut. Bentrokan antar warga pertama kali terjadi di kawasan Mangga Dua, sesudah pemakaman jenazah Darmin. Dan akhirnya terjadi saling lempar antar warga serta pembakaran empat sepeda motor dan satu mobil penumpang di Mangga Dua.
Bentrokan itu kemudian merembet ke beberapa tempat di Ambon, di antaranya tanah lapang kecil dan perempatan Tugu Trikora. Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan dan keadaan tidak terkendali, anggota kepolisian dan TNI yang diterjunkan ke tempat itu, langsung melerai kedua kelompok warga dan mengeluarkan tembakan peringatan untuk membubarkan massa.