Senin 12 Sep 2011 07:35 WIB

Dua Korban Tembakan Aparat Keamanan Tewas di RSUD

Red: cr01
Sejumlah mobil dibakar massa saat kericuhan yang terjadi di Kota Ambon, Ahad (11/9). Kericuhan tersebut terjadi akibat warga terprovokasi menyusul meninggalnya salah satu tukang ojek akibat kecelakaan lalu lintas tunggal.
Foto: Antara/Izaac Mulyawan
Sejumlah mobil dibakar massa saat kericuhan yang terjadi di Kota Ambon, Ahad (11/9). Kericuhan tersebut terjadi akibat warga terprovokasi menyusul meninggalnya salah satu tukang ojek akibat kecelakaan lalu lintas tunggal.

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON – Sedikitnya dua orang tewas akibat tembakan aparat keamanan saat menghalau bentrokan massa di kawasan Tanah Lapang Kecil Ambon, Ahad (11/9) petang.

Kedua orang itu tewas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr M Haulussy. "Lebih dari 18 orang menderita luka tembak maupun luka terkena lemparan benda tumpul yang sudah mendapat perawatan medis di sini, namun dua orang di antaranya meninggal dunia dan sudah diambil pihak keluarga," kata dr Ita Sabrina selaku Humas RSUD dr M Haulussy.

Korban tewas teridentifikasi sebagai Djefry Siahaan yang terkena timah panas di bagian perut dan Clifor Belegur tertembak di bagian dada sebelah kiri. Menurut Ita, sebagian besar korban yang mengalami luka ringan sudah dibolehkan kembali ke rumahnya, namun beberapa yang harus menjalani rawat inap termasuk satu korban dalam kondisi kritis saat ini.

Kedua korban yang tewas ini diduga masih berusia remaja dan statusnya sebagai anak sekolah. Salah satu orang tua korban tewas, Chali Belegur, mengatakan anaknya Clifor baru duduk di kelas tiga Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri 12 Ambon, dan saat ini jasad anaknya sudah disemayamkan di rumah duka di kawasan Batu Gantung Dalam, Ambon.

Sedangkan korban luka akibat terkena tembakan aparat keamanan maupun lemparan benda tumpul di RS Al-Fatah Ambon, sekitar 18 orang yang mendapat perawatan medis.

Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu mengatakan situasi keamanan di Kota Ambon pada pukul 21.00 WIT sudah kondusif dan terkendali. Dia mengimbau masyarakat untuk menahan diri dan jangan mudah diprovokasi.

Sementara Kasat Lantas Polres Ambon dan Pulau-pulau Leae, AKP Marinus Djati, menjelaskan insiden ini berawal dari kematian Darwis Saiman akibat lakat lantas tapi diisukan tewas dianiaya di kawasan Gunung Nona.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement