Kamis 20 Oct 2022 00:30 WIB

Cerita Tentang Ketakutan ARA Setelah Tahu Ferdy Sambo Bohong 

Fakta rekaman meruntuhkan cerita versi Ferdy Sambo yang disampaikan Kapolres Jaksel.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Agus Yulianto

CP melapor kepada ARA yang juga berada di TKP. CP menceritakan kepada ARA tentang perintah Ferdy Sambo untuk memintanya menduplikasi dan melihat isi rekaman CCTV tersebut. ARA paham perintah tersebut. Lalu ARA bersama CP, BW, dan Rhekynelson bersama-sama menonton rekaman CCTV yang sudah diduplikasi lewat laptop yang dibawa BW. 

Pada saat menonton isi CCTV itulah, dikatakan dalam dakwaan, CP spontan melihat dan menyampaikan kepada ARA. “Bang, ini Joshua (Brigadir J) masih hidup,” begitu kata CP kepada ARA.

BW yang juga ikut menonton, memutar kembali isi rekaman CCTV di antara menit 17:07 sampai 17:11. “Dan mereka melihat benar bahwa Brigadir J sedang memakai baju putih dan berjalan dari pintu depan rumah menuju pintu samping melalui taman rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga 46,” begitu dalam dakwaan. 

ARA tak berani berkomentar apapun. Lalu menelefon HK selaku atasannya. Dalam pembicaraan dengan HK tersebut, ARA menjelaskan, apa yang sudah dilihat dari rekaman CCTV di areal rumah Duren Tiga 46 yang bertentangan dengan pengakuan Ferdy Sambo.

Pun disebutkan ARA isi rekaman CCTV bertentangan dengan penjelasan dari Kapolres Jaksel, juga Karo Penmas Polri. HK lalu meminta ARA segera menghadapnya. Keduanya bertemu, lalu menghadap Ferdy Sambo. HK meminta ARA menjelaskan. 

Lalu ARA mengatakan, kebenaran versi rekaman CCTV. “Di mana ditemukan perbedaan keterangan antara Ferdy Sambo yang mengatakan peristiwa penembakan Brigadir J pada saat Ferdy Sambo datang ke rumah Duren Tiga 46. Namun, berdasarkan apa yang terekam dari CCTV terlihat Brigadir J yang masih hidup saat Ferdy Sambo datang ke rumah Duren Tiga 46,” begitu kata ARA kepada HK, dan Ferdy Sambo.

ARA menjelaskan itu dua kali. Tapi Ferdy Sambo dikatakan dalam dakwaan tak memahami penjelasan ARA. “Masa sih?,” kata Ferdy Sambo kepada ARA. 

HK dikatakan dalam dakwaan meminta ARA kembali menjelaskan. Namun sebelum ARA menjelaskan ulang, Ferdy Sambo meninggikan intonasi. “Itu keliru,” kata Ferdy Sambo. 

Mendengar komandannya itu mengeluarkan nada tinggi dan, ARA dan HK diam saja. 

Ferdy Sambo kembali meyakinkan dua anak buahnya itu, bahwa apa yang dia ceritakan tentang peristiwa tembak-menembak, dan pelecehan di Duren Tiga 46 itu benar. 

“Masa kamu tidak percaya sama saya,” kata Ferdy Sambo kepada ARA. ARA dan HK diam saja.  

Lalu Ferdy Sambo menanyakan kepada keduanya tentang siapa saja yang sudah melihat isi dari rekaman CCTV tersebut. Ferdy Sambo juga menanyakan di mana isi rekaman CCTV itu. 

ARA menjawab selain dirinya, yang sudah menonton isi rekaman CCTV itu adalah CP, BW, Rhekynellson. “Dan filenya sekarang masih ada di flashdisk dan laptop BW,” begitu jawab ARA. 

Ferdy Sambo lalu mengancam agar semua file tersebut segara dihapus, dan musnahkan semua perangkat penyimpanan file rekaman CCTV. “Berarti kalau ada bocor kalian berempat,” begitu kata Ferdy Sambo kepada ARA. 

“Kamu musnahkan dan hapus semuanya,” perintah Ferdy Sambo kepada ARA. 

Lalu Ferdy Sambo memerintahkan HK mengawasi perintah penghapusan, dan pemusnahan file dan media penyimpannya itu. “Ndra kamu cek itu nanti adik-adik. Pastikan semuanya beres,” begitu perintah Ferdy Sambo kepada HK.

Dakwaan menceritakan, saat Ferdy Sambo memberikan perintah tersebut, ARA tak berani memandang wajah emosi dari komandannya itu. Ferdy Sambo pun menanyakan kepada ARA kenapa tak menjawab perintahnya. Lalu kenapa tak menunjukkan mukanya. 

Sambil mengoceh marah, Ferdy Sambo tetap meyakinkan ARA bahwa cerita tentang tembak-menembak itu benar. Dan pelecehan Brigadir J terhadap Putri Candrawathi di Duren Tiga 46 itu benar juga adanya. “Kenapa kamu? Kamu kan sudah tahu apa yang terjadi terhadap Mbakmu,” begitu kata Ferdy Sambo kepada ARA.

Saat Ferdy Sambo mengucapkan kembali cerita itu, dikatakan dakwaan ARA memberanikan diri melihat wajah komandannya itu. Dikatakan ARA menurut dakwaan JPU, Ferdy Sambo mulai mengeluarkan air mata. 

Saat kejadian itu terjadi, HK yang sejak awal diam saja, meminta ARA percaya saja. “Sudah Rif (ARA), kita percaya saja,” begitu kata HK kepada ARA. 

Selanjutnya setelah HK membawa ARA keluar dari ruang kerja Kadiv Propam, HK mengingatkan ARA untuk menjalankan perintah Ferdy Sambo. “Pastikan semuanya sudah bersih,” begitu kata HK kepada ARA. 

ARA kemudian menemui CP, dan BW. ARA menyampaikan perintah Ferdy Sambo dan HK untuk menghapus semua isi rekaman CCTV yang sudah terduplikasi. Dan menghancurkan semua media penyimpannya. 

“Kalau ada yang bocor, berarti kita berempat yang bocorin,” begitu kata ARA kepada CP, dan BW. 

Rhekynellson yang disebut bagian dari empat itu, tak ada di ruang Propam Polri karena tugasnya sebagai Kasat Reskrim Polres Jaksel. 

BW merespons tak percaya. Namun ARA meyakinkan BW, bahwa HK selaku Karo Paminal juga memerintahkan yang sama. Karena itu, BW meminta waktu menyelamatkan file-file pribadi yang ada dalam laptopnya. 

Pada 14 Juli 2022, BW bertemu ARA. BW menyerahkan laptop miliknya yang menjadi media penduplikasi dan penyimpanan rekaman CCTV tersebut kepada ARA.

Pada saat itu juga, HK mengubungi ARA dan mengulangi perintah Ferdy Sambo. “Rif perintah Kadiv sudah dilaksanakan belum?.” ARA menjawab dengan pasti kepada HK perintah itu sudah dijalankan. “Siap Ndan. Sudah dilaksanakan,”

“Lalu ARA dengan sengaja mematahkan laptop milik BW tersebut, dengan kedua tangannya dan menjadi beberapa keping bagian,” begitu dalam dakwaan. 

Lalu ARA memasukkan kepingan-kepingan patahan laptop tersebut ke sebuah tas. ARA membawanya ke rumah untuk disimpan. 

 

Menurut dakwaan, pada Senin (8/8/2022), sehari sebelum Kapolri Listyo Sigit Prabowo mengumumkan Ferdy Sambo sebagai tersangka pembunuhan Brigadir J, ARA menyerahkan laptop milik BW yang sudah patah berkeping-keping itu ke Dittipidum Bareskrim Polri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement