REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengapresiasi peran Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai rekan sekaligus pilar akuntabilitas pengelolaan keuangan negara yang kredibel di Indonesia. Disebutkan, BPK sekarang berada dalam lingkaran atau circle internasional.
"BPK sekarang di dalam circle internasional menjadi salah satu supreme auditor yang diandalkan. Juga terus ditingkatkan peranannya," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam keterangan resmi yang dilansir dari website Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Selasa (7/3/2023).
Ia menyebutkan, BPK memiliki tiga peran sekaligus yakni sebagai oversight yang memeriksa keuangan dari sisi compliance, governance, dan akuntabilitasnya. BPK juga mempunyai fungsi insight sebagai mitra konsultasi dalam merumuskan berbagai kebijakan extraordinary di masa pandemi. Menkeu pun menyoroti peran BPK agar bisa memberikan foresight berupa prediksi yang kredibel.
"Inilah yang saya tentu berharap, BPK akan terus menjadi institusi yang kita semua andalkan tadi dari sisi insight, oversight, dan juga dari foresight-nya," ujarnya.
Sri Mulyani turut memaparkan keuangan negara sebagai instrumen yang dinamis karena tidak bisa lepas dari kondisi ekonomi. Dia mengatakan, asumsi ekonomi akan senantiasa mengalami dinamika berupa deviasi antara asumsi dengan realita yang mempengaruhi postur dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Karena dia tidak didesain dalam suasana vakum dan berbagai indikator maupun variabel yang ada di dalam keuangan negara sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi," tutur dia.
Perekonomian Indonesia dalam tiga tahun terakhir, kata dia, sangat terpengaruh oleh situasi pandemi. Tataran global geopolitik yang berubah juga menjadikan hubungan antar negara semakin menegang.
Selain itu, disrupsi supply chain menyebabkan inflasi terdongkrak sangat tinggi secara global. "Inilah yang kemudian harus kita bersama-sama BPK dan Pemerintah untuk mengawal, karena dunia tidak dalam situasi yang statis dan mudah," ujar dia.
Menkeu menyampaikan dalam proses audit sangat penting supaya bisa fokus pada tujuan. "Kita tidak melulu hanya kepada suatu kepatuhan yang sifatnya mekanistik statis dan sempit kadang-kadang kita melupakan gambar besarnya dan tujuan besarnya," tuturnya.
Hanya saja, Sri Mulyani menekankan serta menggarisbawahi supaya tetap menjunjung tinggi dan patuh pada aturan karena akan menimbulkan ekses berupa moral hazard. Itu juga berpotensi menimbulkan dampak terhadap akuntabilitas yang lemah.