REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengundang Perdana Menteri India Narendra Modi ke pertemuan Group of Seven (G-7) pada bulan Mei mendatang. Ia juga mengumumkan rencana aksi inisiatif Indo-Pasifik yang baru untuk menahan pengaruh Cina di kawasan.
Kishida yang sedang berkunjung ke India mengatakan ia berharap dapat mempromosikan visi Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Inisiatif yang dipimpin Tokyo dalam memperluas kerja sama ekonomi dan keamanan di kawasan termasuk bantuan pada ekonomi-ekonomi berkembang, dukungan pada keamanan maritim, pengadaan kapal patroli dan peralatan dan infrastruktur lainnya.
Rencana ini sesuai dengan strategi keamanan nasional Jepang yang diadopsi bulan Desember lalu. Dimana Tokyo dapat mengerahkan rudal jelajah jarak jauh untuk memperkuat kemampuan serangan balik dan memberikan bantuan pada negara-negara lain yang satu visi.
India yang tahun ini presidensi G-20 mengatakan hubungan dengan Jepang merupakan kunci stabilitas di kawasan. Dua negara itu bersama Amerika Serikat (AS) dan Australia membentuk aliansi Indo-Pasifik yang dinamakan Quad.
Klaim teritorial Cina di Laut Cina Timur dan Selatan merusak hubungan Beijing dengan Jepang dan sejumlah negara Asia Tenggara. Sejak tahun 2020 hubungan India dan Cina juga merenggang karena bentrokan antara prajurit perbatasan di wilayah Himalaya yang menewaskan 20 tentara India dan empat tentara Cina.
Selain memperdalam kerja sama bilateral di pertemuan di India pada Senin (20/3/2023) Kishida dan Modi juga membahas ketahanan pangan dan pembangunan finansial. Dua pemimpin itu mengatakan akan bekerja sama dalam mengatasi berbagai masalah global termasuk kenaikan harga energi dan pangan yang diperburuk perang Rusia di Ukraina.
Kishida mengatakan Modi menerima undangannya berpartisipasi dalam pertemuan G-7 yang akan digelar di Hiroshima pada bulan Mei mendatang. Perdana menteri Jepang menambahkan ia juga akan mengundang negara non-G7 lain lainnya, termasuk Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol yang untuk mempererat hubungan Jepang-Korsel dan mendekatkan Seoul dengan pemain-pemain kunci lain di peta strategis di kawasan.
Dalam pernyataannya Kishida mengatakan ia menyampaikan harapannya pada Modi untuk menerima tantangan dalam pertemuan G-7 termasuk menjaga ketertiban internasional berbasis peraturan dan memperkuat kemitraan dengan masyarakat internasional di luar G-7 dan negara-negara berkembang.
Dalam pidatonya Modi mengatakan ia dan Kishida juga membahas prioritas mereka sebagai ketua G-20 dan G-7. Jepang memegang presidensi G-7 pada tahun 2023 dan berharap memperkuat hubungan dengan negara-negara berkembang untuk menjadi dasar keberhasilan pertemuan puncak.
Dalam artikel yang dirilis surat kabar Indian Express, Kishida mengatakan "fondasi ketertiban masyarakat internasional diguncang agresi Rusia pada Ukraina" dan berdampak pada akses makanan dan kenaikan harga pupuk yang dirasakan di mana-mana termasuk kawasan Indo-Pasifik.
"Untuk merespon dengan efektif berbagai tantangan yang saat ini dihadapi masyarakat internasional, kerja sama antara G-7 dan G-20 memiliki artinya yang lebih besar. Tantangan-tantangan menekan itu antara lain ketahanan pangan, iklim dan energi, pembangunan keuangan yang adil dan transparan," tulis Kishida.
India dan Jepang memiliki hubungan ekonomi yang kuat. Perdagangan antara dua negara itu pada tahun fiskal 2021-2022 sekitar 20,57 miliar dolar AS.