Kamis 06 Jul 2023 17:26 WIB

Kepala Polisi Tel Aviv Mundur karena Tolak Gunakan Kekerasan pada Pengunjuk Rasa

Pemerintah Israel ingin penggunaan kekuatan yang lebih untuk hadapi pengunjuk rasa

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
A Protester dressed as a character from
Foto: AP Photo/Ohad Zwigenberg
A Protester dressed as a character from

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Kepala Polisi Tel Aviv, Ami Eshed mengatakan pada Rabu (5/7/2023) bahwa dia memutuskan mundur dan berhenti dari kepolisian, dengan alasan menolak intervensi politik oleh anggota kabinet sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang menurutnya menginginkan penggunaan kekuatan yang berlebihan untuk menghadapi para pengunjuk rasa anti-pemerintah.

Meski tak menyebutkan nama, namun Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben-Gvir seringkali mengambil tindakan keras terhadap para pengunjuk rasa yang memblokir jalan. Aksi demontrasi yang menutup jalan raya ini, belum pernah terjadi sebelumnya, oleh pengunjuk rasa penentang pemerintah yang menolak perombakan sistem peradilan.

Baca Juga

Segera setelah pengumuman pengunduran diri Eshed, ratusan pengunjuk rasa yang membawa bendera Israel dan meneriakkan "demokrasi" berbaris di sepanjang kota Tel Aviv. Beberapa memblokir jalan raya utama, menyalakan api, dan berhadapan dengan polisi yang menunggang kuda.

Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di televisi, Eshed mengatakan bahwa ia tidak dapat memenuhi harapan dari apa yang ia sebut sebagai "pejabat kementerian", yang menurutnya telah melanggar semua peraturan. Pejabat itu secara terang-terangan mencampuri pengambilan keputusan secara profesional.

"Saya bisa saja dengan mudah memenuhi ekspektasi ini dengan menggunakan kekuatan yang tidak masuk akal yang akan memenuhi ruang gawat darurat Ichilov (rumah sakit Tel Aviv) di akhir setiap protes," kata Eshed.

"Untuk pertama kalinya dalam tiga dekade masa bakti, saya menghadapi kenyataan yang tidak masuk akal di mana memastikan ketenangan dan ketertiban bukanlah hal yang dituntut dari saya, melainkan sebaliknya," katanya.

Ben-Gvir, yang pada bulan Maret lalu telah memberi tahu Eshed bahwa dia akan ditugaskan ke tempat baru di kepolisian, dinilai sebuah langkah mengurangi peluangnya untuk menjadi kepala polisi. Ben-Gvir mengatakan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di televisi, bahwa Eshed telah melewati batas yang berbahaya.

"Politik telah merembes ke jajaran paling senior di Israel dan seorang perwira berseragam telah mengalah pada politisi senior di sebelah kiri," kata Ben-Gvir menuduh balik Eshed.

Ben-Gvir, seorang garis keras yang pernah dihukum karena mendukung terorisme dan penghasutan, telah meminta otoritas yang lebih besar ke kepolisian ketika ia ditunjuk untuk menjabat sebagai menteri pengawas keamanan. Permintaan ini telah memicu kekhawatiran tentang independensi kepolisian. Pemimpin partai Kekuatan Yahudi ini, terus mengkritisi lemahnya polisi atas perlakuannya terhadap para pengunjuk rasa.

Anggota koalisi nasionalis-religius Netanyahu lainnya telah menyuarakan hal yang sama dengan Ben-Gvir, dengan mengatakan bahwa polisi telah menunjukkan perlakuan yang terlalu baik kepada para pengunjuk rasa.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement