Ahad 01 Oct 2023 14:46 WIB

Menag: Kunci Nabi Muhammad Rawat Kebhinekaan Ada di Kemuliaan Akhlak

Nabi Muhammad teladan mempersatukan berbagai elemen masyarakat.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Erdy Nasrul
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyebut kemuliaan akhlak menjadi kunci Rasulullah SAW menjaga dan merawat kebhinekaan masyarakat yang plural. Hal ini ia sampaikan pada malam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 H/2023 M, beberapa waktu lalu.

"Kunci sukses beliau (Nabi Muhammad SAW) dalam menata dan menjaga kebhinekaan adalah kemuliaan akhlak, teladan yang baik. Beliau senantiasa bersikap ramah, santun, peduli dan berkata lemah lembut terhadap siapa pun tanpa melihat perbedaan agama maupun sukunya," ucap Menag Yaqut dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Ahad (1/10/2023).

Baca Juga

Akhlak mulia dan teladan yang baik ini, lanjut Menag, membuat Rasulullah berhasil memimpin masyarakat Madinah. Semula kota ini dikenal dengan kota yang marak dengan konflik internal, lantas berubah menjadi tempat yang damai.

Rasulullah SAW juga disebut mendorong perubahan fanatisme kesukuan dengan konsep ukhuwah islamiyah, yaitu persaudaraan berdasarkan agama (Islam) dan ukhuwah basariyah atau persaudaraan sesama manusia.

Gus Men, panggilan akrabnya, menyebut langkah awal Nabi Muhammad membangun persaudaraan antara kaum Quraisy Makkah dengan kaum Anshar Madinah, serta mempersatukan suku Al-Khazraj dan Aus di Madinah.

Nabi Muhammad juga mampu menciptakan kebhinekaan dari semua kalangan. Beliau disebut menciptakan stabilitas dengan mengadakan perjanjian dengan kaum Yahudi, Bani Nadhir, Bani Quraizhah, serta Bani Qaynuqa dan bangsa Arab yang belum menganut agama Islam. Kemudian hal ini dituangkan dalam sebuah Piagam Madinah.

“Piagam Madinah menjadi pedoman masyarakat Madinah yang menjunjung tinggi nilai-nilai kesetaraan, demokrasi, dan nilai toleransi,” kata Gus Men.

Menag kemudian menilai, bangsa Indonesia saat ini juga memiliki kesamaan dengan Kota Madinah di masa Rasulullah SAW, yaitu sama-sama dihuni oleh masyarakat yang plural dengan keberagaman agama, suku, dan golongan.

Karena itu, ia menyebut sudah sepatut masyarakat Indonesia meneladani Rasulullah SAW dalam membangun kebangsaan dan kebhinekaan dalam sebuah negara.

"Beberapa hal yang sudah diajarkan Rasulullah dalam membangun kebhinekaan yang baik sehingga patut dijadikan teladan," ujar dia.  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement