Senin 20 Nov 2023 12:27 WIB

Dalih Firli Bahuri Sebagai Pejabat Publik Tetapi Hindari Wartawan Seusai Diperiksa Polisi

"Dengan kesadaran bahwa saya adalah pejabat publik, tapi saya juga manusia."

Rep: Flori Sidebang, Ali Mansur/ Red: Andri Saubani
Ketua KPK Firli Bahuri.
Foto:

Koordinator Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman menilai sikap Firli yang berupaya keras menghindari wartawan setelah menjalani pemeriksaan di Bareskrim Polri sebagai sikap yang memalukan.

"Saya tidak bisa berkata apa-apa lagi atas ngumpet-nya Pak Filri, kecuali satu kata memalukan. Memalukan atas perbuatan yang dilakukan Pak Firli karena ya memalukan," kata Boyamin kepada awak media, Jumat (17/11/2023).

Menurut Boyamin, semestinya Firli Bahuri tidak perlu menghindar apalagi sampai bersembunyi dari awak media. Boyamin mengatakan, sebagai ketua lembaga antirasuah seharusnya memberikan penjelasan dan memberikan klarifikasi.

"Tapi, kenyataannya ketika dimintai keterangannya yang pertama sudah ngumpet-ngumpet dan gagal diendus wartawan waktu datang maupun pulang. Tapi, kemarin waktu pulang mampu diendus wartawan dan ngumpet di dalam mobil dan menutupi dengan tas maupun dengan masker," ujar Boyamin.

Selain itu, kata Boyamin, Firli Bahuri seharusnya memberikan contoh kepada masyarakat sebagai warga negara menghormati hukum. Salah satunya dengan cara memberikan keterangan yang jelas kepada publik melalui media massa.

Hal itu sebagai pendidikan hukum. Karena dengan menampakkan diri saat kedatangan serta kepulangannya setelah diperiksa membuktikan semua sama dihadapan hukum.

"Padahal setahu saya itu polisi tidak mengistimewakan Pak Firli. Buktinya kemarin pun dalam posisi akhirnya bisa diendus wartawan jadi tidak ada perlakuan istimewa dari Polri," ujar Boyamin.

Indonesia Corruption Watch (ICW) pun mengkritik sikap Firli Bahuri yang menghindari wartawan dan menutupi wajahnya menggunakan tas seusai diperiksa di Mabes Polri pada Kamis (16/11/2023). Menurut ICW, tindakan Firli mengingatkan masyarakat pada kebiasaan para koruptor. 

"Seperti yang sering tampak di KPK, koruptor yang mengenakan rompi oranye selalu mencari siasat untuk lari dari kejaran jurnalis," kata peneliti ICW Kurnia Ramadhana dalam keterangan tertulisnya, Jumat (17/11/2023).

"Perbedaan di antara keduanya praktis hanya pakaiannya saja, koruptor menggunakan rompi, sedangkan Firli mengenakan batik," ujar dia.

 

photo
Karikatur Opini Republika : Pungli Rutan KPK - (Republika/Daan Yahya)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement