Ahad 26 Nov 2023 09:15 WIB

BPBD Yogyakarta Pastikan EWS di Bantaran Sungai Berfungsi Hadapi Musim Hujan

Ada 17 EWS sudah dipasang di bantaran sungai untuk memitigasi bencana banjir.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Pekerja merawat alat deteksi dini atau Early Warning System (EWS) bencana banjir di bantaran sungai  (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Maulana Surya
Pekerja merawat alat deteksi dini atau Early Warning System (EWS) bencana banjir di bantaran sungai (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta memastikan bahwa peralatan early warning system (EWS) yang ada di bantaran sungai berfungsi dengan baik. Terlebih, saat ini sudah mulai terjadi hujan di DIY termasuk Kota Yogyakarta.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta, Nur Hidayat mengatakan, ada 17 EWS sudah dipasang di bantaran sungai untuk memitigasi bencana alam terkait banjir. Ia merinci, terpasang empat EWS di bantaran Sungai Winongo, delapan EWS di Sungai Code, dan lima EWS di Sungai Gajah Wong.

"Kita kan memberikan warning, informasi kepada warga melalui EWS apabila hal itu terjadi (banjir), warga dengan tanggap mengevakuasi diri, menjauhi sungai, dan berkumpul pada tempat posko evakuasi yang telah disepakati," kata Nur, Jumat (24/11/2023).

Nur juga menyebut pos yang berlokasi di Ngentak, Sinduharjo, Sleman, dijadikan ujung tombak untuk mengantisipasi potensi bahaya akibat curah hujan yang tinggi. Jika terjadi peningkatan debit air sungai di pos tersebut, maka petugas akan memberi sinyal kepada warga khususnya yang tinggal di dekat bantaran sungai.

"Jadi, kalau di pos terjadi peningkatan debit setinggi dua meter dari dasar sungai, petugas di Pos Ngentak akan memberi sinyal kepada warga. Dengan begitu, masyarakat pun dapat mempersiapkan diri sebelum banjir tiba di Kota Yogyakarta, kurang lebih setengah jam dari pos di Ngentak," ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga meminta seluruh Kampung Tangguh Bencana (KTB) di Kota Yogyakarta untuk melakukan pengecekan peralatan tanggap bencana. Kerja sama dan kepekaan anggota KTB terhadap situasi dan kondisi di wilayah masing-masing juga diharapkan di musim hujan ini.

"Dengan adanya KTB yang sudah kita berikan sosialisasi dan simulasi, bisa memanfaatkan pengetahuan itu dengan maksimal," jelas Nur.

Ketua KTB Cokrokusuman, Timotius Bayu Neba Asmara mengatakan, KTB di kawasan tersebut merupakan salah satu KTB di Kelurahan Cokrodiningratan, Kemantren Jetis, yang berada di kawasan bantaran Sungai Code. Memasuki musim penghujan saat ini, pihaknya telah mempersiapkan upaya mitigasi bencana terutama banjir akibat luapan air sungai.

“November ini kami telah melakukan simulasi bencana banjir dan uji coba EWS bersama-sama dengan warga. Kegiatan ini salah satu upaya penguatan tim serta memberikan pemahaman kepada warga agar jika terdapat peringatan dari EWS paham apa yang dilakukan dan tidak panik,” kata Bayu.

Selain melakukan simulasi bersama warga sekitar bantaran sungai, anggota tim KTB Cokrokusuman juga telah berkomitmen untuk terus memantau, tanggap, dan merespon setiap informasi yang masuk terkait update situasi dan kondisi.

Begitu pun untuk pengecekan alat pendukung terutama alat komunikasi radio handy talky selalu dilakukan dalam rangka memastikan alat tersebut masih berfungsi dengan baik.

“Pernah ada cerita di utara sana dekat Merapi itu hujan deras, sementara di Kota Yogya tidak dan tiba-tiba banjir, meluap dari sungai. Nah dari cerita itu, kami tim KTB belajar agar tidak terjadi hal-hal seperti itu lagi. Kemarin pertengahan tahun juga kita melakukan bersih-bersih sungai agar tidak terjadi luapan sampah,” jelas Bayu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement