REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Salah satu saksi yang mengetahui aktivitas Muhammad Rizky atau Eky, beberapa jam sebelum tewas dibunuh, adalah Liga Akbar. Liga pun kini buka suara mengenai kronologi yang sebenarnya, yang berbeda dengan berita acara pemeriksaan (BAP) yang pernah ditandatanganinya pada 2016.
Liga menjelaskan, pada 27 Agustus 2016, dia dan almarhum Eky berangkat berdua dari Majalengka, dengan menggunakan motor masing-masing. Mereka langsung menuju ke depan SMAN 4 Cirebon. ‘’Kita nongkrong di warung. Di situ ada tiga orang, inisial B, T, dan L,’’ kata Liga, saat ditemui pada Jumat (14/6/2024) malam.
Menurut Liga, Eky rencananya akan mengikuti rapat kelompok bermotor XTC yang diikutinya. Namun sebelum itu, sekitar pukul 17.00 WIB, Eky izin pamit hendak menjemput Vina. ‘’Saya masih nongkrong di SMA 4 sama tiga orang,’’ terang Liga.
Sekitar ba'da Magrib, lanjut Liga, Eky kembali lagi ke warung tempat mereka nongkrong di depan SMAN 4 bersama Vina. Saat itu, Eky hanya meminta rokok dan ngopi sebentar dan selanjutnya izin untuk ikut rapat organisasi di Bumi Arum Sari, Sumber, Kabupaten Cirebon. ‘’Saya masih nongkrong di situ sampai jam 12 malam. Terus dikabarkan almarhum Eky udah gak ada,’’ terang Liga.
Liga mengaku mendapat informasi Eky kecelakaan dari temanya yang berinisial T. Sedangkan T memperoleh kabar itu setelah mendapat telepon dari pimpinan organiasi tempat Eky bernaung, atau ketua 04 Sumber, AU.
Namun, Liga tidak mengetahui apakah AU ke lokasi kejadian atau tidak. Pasalnya, foto kejadian yang menimpa Eky dan Vina saat itu sudah tersebar luas di status BBM (Blackberry Messenger).
‘’Dari situ saya dan tiga rekan mencari tahu ke rumah sakit terdekat. Awalnya di RS Ciremai, tapi gak ada. Terus ke RS Gunung Jati. Di RS Gunung Jati sudah ramai di ruang jenazah dan IGD,’’ ucap Liga.
Liga mengatakan, dokter dan security rumah sakit kemudian meminta klarifikasinya mengenai identitas Eky dan Vina. Dia lantas melihat ke kamar jenazah, dan di situ benar ada Eky. ‘’Terus di IGD, benar Vina. Di situ Vina masih bernapas,’’ ungkap Liga.
Seingat Liga, saat itu Eky memakai kaos lengan panjang warna hitam, celana jeans, sepatu dan helm. Sedangkan Vina, memakai jaket XTC dan rok pendek seatas paha warna hitam.
Atas permintaan dokter, Liga kemudian menelepon ibunya Eky dan mengabarkan kejadian itu. Dia pun tetap menunggu di rumah sakit sampai ibunya Eky datang. Selanjutnya, Liga menuju ke rumah Vina. Dia pun mengabari keluarga Vina bahwa Vina ada di rumah sakit.
Liga menyatakan, hal itulah yang sebenarnya diketahuinya sebelum Eky dan Vina ditemukan meninggal dunia. Dia mengaku tidak mengetahui adanya pelemparan batu ataupun pengejaran yang dialami Eky dan Vina seperti yang tertuang dalam BAP. Dia mengaku saat itu terpaksa menandatangani BAP karena tekanan dan paksaan.