Sabtu 06 Jul 2024 12:55 WIB

Pelukan dan Sanjungan Iringi Tarian Terakhir Toni Kroos di Lapangan Hijau

Kekalahan Jerman dari Spanyol menandai akhir karier Kroos di lapangan hijau.

Red: Israr Itah
Toni Kroos (kanan) saat membela Jerman melawan Spanyol di perempat final Euro 2024.
Foto:

Ia menolak untuk mengambil terlalu banyak pujian karena telah mengembalikan kehebatan timnas Jerman yang sebelumnya kesulitan.

"Kami semua berkontribusi untuk melakukan hal yang jauh lebih baik dari sebelumnya," ujarnya. "Saya senang bahwa saya bisa membantu sedikit sehingga setidaknya dalam sepak bola Jerman memiliki harapan lagi dan ambisi untuk maju dan menjadi lebih baik. Saya juga yakin bahwa tim akan mengelola hal itu di masa depan."

Kroos telah memenangkan 33 gelar, bersama Bayern Munchen, Real Madrid, dan timnas Jerman. Sebelum tampil di Euro 2024, Kroos membawa Real Madrid juara Liga Champions. Dia ingin mengakhiri musim panas ini dengan sekali lagi mengangkat trofi di rumah sendiri, tapi beberapa mantan rekan setimnya di Madrid menghalangi.

Kroos bisa dibilang beruntung tidak diusir keluar lapangan seperti pemain hebat Madrid lainnya, Zinedine Zidane dalam pertandingan terakhirnya. Dia memulai pertandingan dengan sebuah pelanggaran yang buruk kepada Pedri, yang membuat sang pemain Barcelona tidak dapat melanjutkan pertandingan. Kroos terus bermain sampai akhirnya mendapatkan kartu kuning oleh wasit Anthony Taylor pada menit ke-67.

Namun semua itu terlupakan setelah peluit panjang berbunyi. Kawan dan lawan pertandingan berbaris dengan pesan-pesan pribadi mereka untuk Kroos.

"Kami tahu kesuksesan-kesuksesan yang diraihnya dalam dunia olahraga," ujar Nagelsmann. "Yang lebih penting lagi, yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang di sini, adalah karakternya, sosok dia sebagai seorang pribadi, bagaimana dia berbicara kepada tim saat ini bahkan di saat yang sangat sulit baginya, bagaimana dia menilai berbagai hal."

Nagelsmann mengatakan Kroos selalu melihat dirinya sebagai bagian dari kelompok, bahwa ia selalu menjadi pemain tim, meskipun ia istimewa.

"Dan dia memiliki cara yang manusiawi dengan anak-anaknya, dengan istrinya, dengan rekan-rekan setimnya," kata Nagelsmann. "Semua hal ini luar biasa, dan bagi saya, itu memiliki nilai yang jauh lebih tinggi daripada enam gelar Liga Champions dalam menilai kariernya."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement