Menurutnya, semakin terungkapnya kejahatan Israel akan memiliki konsekuensi. Ia mengingatkan bahwa komunitas internasional Mahkamah Internasional (ICJ), Mahkamah Pidana Internasional (ICC), dan laporan Dewan HAM PBB yang akan memukul Israel.
Kelima, terpuruknya ekonomi termasuk pariwisata
Mungkin sektor ekonomi Israel yang paling menderita di tengah perang ini adalah pariwisata yang menyumbang 2,6 persen dari PDB sebelum pandemi pada 2019, sebelum turun menjadi 1,1 persen pada tahun 2021. Baik pariwisata asing maupun domestik di Israel telah mendatar sejak dimulainya perang.
Di seluruh Israel, restoran dan toko-toko tetap kosong. Segera setelah serbuan Hamas ke Israel selatan dan meletusnya perang di Gaza, banyak maskapai penerbangan yang membatalkan atau menangguhkan sebagian besar penerbangan mereka ke Tel Aviv, dan banyak wisatawan yang membatalkan rencana mereka untuk mengunjungi Israel.
Meskipun demikian, beberapa maskapai besar seperti Lufthansa dan beberapa anak perusahaannya, termasuk Swiss International Air Lines dan Austrian Airlines, melanjutkan penerbangan mereka ke Israel pada awal bulan ini.
Sebelum Operasi Banjir Al Aqsa, jumlah pengunjung ke Israel mencapai lebih dari 300 persen orang setiap bulannya. Pada bulan November, angka tersebut dilaporkan merosot menjadi 39 persen.
"Perang tidak hanya tragis, tapi juga mahal. Dampaknya terhadap pariwisata, misalnya, sangat nyata dan tidak bisa diabaikan," kata Fuld kepada Al Jazeera.