REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Jika mencari wanita untuk dijadikan istri, maka upayakan wanita tersebut memiliki kriteria berikut ini. Semua karakter tersebut merupakan bekal utama untuk membangun keluarga yang tenang, membahagiakan, dan menjadikan semua anggota keluarga di dalamnya menenangkan hati.
Pertama, takwa
Takwa bisa dilihat dari ketaatan menjalankan ibadah. Sholatnya harus bagus. Bukan sekadar lima waktu yang sudah pasti wajib, tapi juga rajin mengamalkan ibadah sunnah lainnya. Begitu juga dengan zakat, infak, dan lainnya.
Ibadah yang dijalankan memang tulus dikerjakan sehingga memberikan dampak positif untuk kepribadiannya. Dia menjadi semangat beribadah dan mengerjakan kebaikan dan dengan sendirinya menjauhi kemungkaran.
Kedua, akhlak mulia
Ada yang mengatakan penampilan tubuh dulu yang utama, akhlak bisa dibentuk. Kenyataannya, meski seseorang berparas cantik, tapi kalau akhlaknya rusak, maka semua yang terlihat dari orang tersebut menjadi buruk. Harus diingat juga, memperbaiki akhlak tidaklah mudah. Butuh waktu panjang: pengetahuan, pembiasaan, dan tirakat panjang.
Ada orang yang penampilannya sederhana. Mungkin tidak mengenakan make up, tidak fashionable, tapi karena akhlaknya mulia: sabarnya luar biasa, istikamah dalam kebaikan, ibadahnya rajin, tutur katanya halus, empati membantu orang lain, dia dengan sendirinya menjadi enak dipandang. Menatapnya menjadi menenangkan hati. Orang semacam ini adalah yang cantik batinnya.
Ketiga, Cocok
Value yang diperjuangkan sama. Pemikirannya sama. Sama-sama mau berjuang. Bukan tipe orang yang mau enaknya saja sedangkan ketika susah dia pergi. Intinya ada kesamaan pandangan, visi, dan ikhtiar hendak dibawa kemana rumah tangga yang dibangun nanti.
Keempat, cinta keluarga
Orang yang mau memperjuangkan keluarga. Ketika ada anggota keluarga: anak sendiri, orang tua dari pihak perempuan maupun dari pihak laki (suami), membutuhkan bantuan, dia langsung membantunya. Bukan orang yang membedakan ini keluarga saya sedangkan itu keluarga lain. Ketika berbicara keluarga, semuanya sama. Sama-sama diperjuangkan, sama-sama dibela.
Pernikahan bukan momentum membeda-bedakan, tapi justru menyatukan dua bahkan beberapa keluarga menjadi satu.
Lihat halaman berikutnya >>>