Senin 09 Aug 2021 15:29 WIB

Penyerangan Taliban Targetkan Pekerja Media

Milisi Taliban diduga membunuh seorang manajer stasiun radio Afghanistan di Kabul

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Taliban dan peralatan tempurnya,
Foto: Google.com
Taliban dan peralatan tempurnya,

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL - Milisi Taliban diduga membunuh seorang manajer stasiun radio Afghanistan di Kabul. Hal itu diungkapkan pejabat lokal pada Senin (9/8) waktu setempat, yang juga melaporkan serangan terbaru yang menargetkan pekerja media.

Dilaporkan pejabat lokal bahwa milisi bersenjata menembak manajer stasiun radio Paktia Ghag, Toofan Omar. Milisi tersebut juga menembak seorang perwira untuk NAI, sebuah kelompok hak asasi yang mendukung mendukung media independen di Afghanistan.

Baca Juga

Insiden ini terjadi dalam pembunuhan yang ditargetkan di ibu kota pada Ahad (8/8) waktu setempat. "Omari dibunuh oleh orang-orang bersenjata tak dikenal. Dia adalah orang liberal, kami menjadi sasaran karena bekerja secara independen," kata Mujeeb Khelwatgar, kepala NAI.

Para pejabat di Kabul menduga para milisi Taliban telah melakukan serangan itu. Bulan lalu NAI melaporkan sedikitnya 30 jurnalis dan pekerja media tewas, terluka, atau diculik oleh kelompok militan di Afghanistan tahun ini.

Di provinsi Helmand selatan, para pejabat mengatakan milisi Taliban telah menangkap seorang jurnalis lokal, Nematullah Hemat, dari rumahnya di Lashkar Gah, ibu kota provinsi, pada Ahad. "Sama sekali tidak ada petunjuk di mana Taliban telah menculik Hemat. Kami benar-benar dalam keadaan panik," kata Razwan Miakhel, kepala saluran TV swasta, Gharghasht TV tempat Hemat bekerja.

Seorang juru bicara Taliban mengatakan kepada Reuters pihaknya tidak memiliki informasi tentang pembunuhan di Kabul atau jurnalis yang diculik di Helmand. Koalisi organisasi berita Afghanistan telah menulis surat kepada Presiden AS Joe Biden dan para pemimpin di Dewan Perwakilan Rakyat. Mereka mendesak pemerintahan Biden untuk memberikan visa imigrasi khusus kepada wartawan Afghanistan dan staf pendukung.

Taliban merebut tiga kota utara selama akhir pekan dan mengancam akan merebut lebih banyak lagi. Kelompok tersebut meningkatkan serangan terhadap pasukan pemerintah Afghanistan setelah pengumuman Washington bahwa mereka akan mengakhiri misi militernya di negara itu pada akhir bulan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement