REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Perstuan Pembangunan, Muhammad Romahurmuziy, meyakini tidak ada reshuffle menteri kabinet. Keyakinan tersebut menyusul kepastian Partai Golkar tetap berada di koalisi partai-partai politik pendukung pemerintah.
"Adanya kepastian Partai Golkar tetap di berada koalisi itu meyakinkan saya bahwa isu reshuffle adalah isapan jempol belaka," kata Romahurmuziy melalui pesan singat, Rabu (9/3).
Para pihak termasuk fungsionaris partai-partai politik yang selama ini bersilang sengkarut soal reshuffle akan kecewa. Menurut Romy, panggilan akrab Romahurmuziy, isu reshuffle meluas karena reaksi berlebihan publik terkait pernyataan Presiden yang terbangun sejak satu tahun pemerintahan mulai Oktober 2010.
"Isu reshuffle muncul sejak UKP4 yang dipimpin Kuntoro Mangkusubroto menyerahkan hasil evaluasi kinerja menteri kabinet dan semakin menjadi-jadi setelah batalnya usulan hak angket pajak pada rapat paripurna DPR RI pada 22 Februari 2011," katanya.
Jika keputusan akhir presiden tidak melakukan reshuffle, menurut Romy, agar politisi Partai Demokrat berhenti melontarkan pernyataan-pernyataan yang tidak sejalan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sebaiknya Istana khususnya Partai Demokrat tidak lagi melontarkan pernyataan yang misleading agar energi bangsa ini tidak terjebak dalam polemik yang kontraproduktif.