Selasa 02 Nov 2010 04:27 WIB

Pemkab Klaten Antisipasi Perluasan Kawasan Rawan Bencana

Rep: my1/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,KLATEN---Besarnya kekuatan awan panas yang keluar dari Gunung Merapi pada 2010 ini, menguatkan wacana perluasan Kawasan Rawan Bencana (KRB). Meski belum dapat dipastikan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten telah mengambil langkah antisipasi untuk menghadapi konsekuensi perluasan KRB.

Menurut, Kabid Potensi Linmas Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbangpol Linmas) Klaten, Joko Rukminto, perluasan KRB akan membawa konsekuensi cukup berat yang harus ditanggung pemerintah daerah. Meski demikian, pihaknya mengaku siap untuk menampung ribuan pengungsi sebagai konsekuensi meluasnya KRB.

“Perluasan KRB akan membuat kita kerepotan untuk menyediakan barak, logistik, dan kebutuhan pengungsi laiinnya. Tapi kalau itu harus terjadi, kita siapkan tempat untuk menampung pengungsi, “ ujarnya di posko pengungsian Desa Keputran, Senin (1/11).

Dia mengungkapkan sudah ada dua tempat yang dipersiapkan untuk menampung gelombang pengungsi yakni Balaidesa Kepurun, Kecamatan Manisrenggo, dan Ngemplak Seneng, Kecamatan Kemalang. Lokasi tersebut disiapkan bagi warga Desa Panggang, Talun, dan sebagian warga Kendalsari.”Daya tampungnya mencapai 2.500 pengungsi dari ketiga desa itu,” ujarnya. Untuk urusan logistik, pihaknya yakin masih dapat mencukupi kebutuhan pengungsi dari perluasan KRB III.

Dijelaskannya, ring III erupsi Gunung Merapi di Klaten meliputi Desa Balerante, Sidorejo, Tegalmulyo dan sebagian Desa Kendalsari, Kecamatan Kemalang. Di wilayah tersebut terdata 5.727 warga yang menempati radius 10 kilometer dari puncak Merapi. “Bila perluasan KRB ternyata lebih luas lagi, kita akan menyiapkan bumi perkemahan untuk warga yang mengungsi dalam jumlah besar, “ ujarnya.

Sementara itu, hingga Senin (1/11) malam, pengungsi di luar penduduk KRB III memadati kantor desa di Kecamatan manisrenggo dan Karangnongko. Mereka berasal dari Dukuh Bumiharjo, Surowono dan Dukuh Tangkil di Desa Tegalmulyo dengan jumlah mencapai 200 jiwa. Mulai  malam oleh petugas Posko pengungsian, mereka dipindah ke Posko Desa Keputran agar distribusi logistik lebih tertata.

Pengungsi dari luar KRB III tersebut, menurut Joko, mengungsi lantaran ketakutan terkena dampak dari erupsi Gunung Merapi. Warga tersebut yang berasal dari Desa Tegalmulyo, Tlogowatu ikut mengungsi pada malam hari. “Hujan abu vulkanik yang sampai ke desa mereka membuat ketakutan sehingga ikut mengungsi, meskipun tidak masuk KRB III, “ ungkap Joko.

Dikonfirmasi mengenai hal ini, Plt Sekda Pemkab Klaten Edy Hartanto akan disikapi sesuai dengan kemampuan Pemkab. Meski demikian,  pihaknya akan tetap melayani semua pengungsi, baik dari KRB III maupun di luar wilayah tersebut.”Saat ini masih fokus ke pengungsi, entah itu dari KRB III maupun di luar KRB. Karena semuanya membutuhkan perlindungan, “ ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement