REPUBLIKA.CO.ID, FAROE -- Terjadi pembantai ikan paus besar-besaran di kepulauan Faroe, Denmark. Hal ini dimungkinkan mendapat persetujuan dari Angkatan Laut Denmark.
Kejadian tidak beradab ini direkam oleh aktivis dari Sea Shepherd, oraginisasi non-profit dalam bidang konservasi satwa laut.
"Itu sangat jelas bagi saya bahwa Angkatan Laut Denmark hadir di Bour untuk menjaga grindadráp, dan bahwa pembantaian itu akan dilanjutkan dengan persetujuan penuh dari Angkatan Laut Denmark," ujar Wyanda Lublink, kapten Brigitte Bardot kepada aktivis Sea Shepherd dilansir dari Dailymail, Ahad (26/7).
Sebanyak 250 ikan paus harus kehilangan nyawanya karena pembantaian penduduk di dua pantai, Bour dan Torshavn. Sebagian penduduk menggunakan tombak dan piasu untuk membunuh paus dan membuat air di pinggir pantai menjadi lautan darah.
Para penduduk yang berprofesi sebagai nelayan sengaja menggiring para paus ke pinggir pantai untuk menghabisi nyawa mereka. Banyak dari penduduk setempat mengenakan pakaian selam lengkap untuk menyelam dan menyeret paus.
Perburuan paus ini sudah berlangusng ratusan tahun, meski dunia telah melarang perburuhan satwa laut ini. Secara keseluruhan Denmark telah mengeluarkan larangan pembunuhan paus, tapi di Kepulauan Faroe sendiri perburuan paus masih diperbolehkan.