Sabtu 17 Sep 2011 20:23 WIB

Yingluck Upayakan Pemulihan Thai-Kamboja, Thaksin Melenggang di Phnom Penh

Mantan perdana menteri Thailand sekaligus buronan dalam kasus korupsi, Thaksin Shinawatra (kiri) dan pemimpin Kamboja, Hun Sen (kanan)
Foto: AP
Mantan perdana menteri Thailand sekaligus buronan dalam kasus korupsi, Thaksin Shinawatra (kiri) dan pemimpin Kamboja, Hun Sen (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, Pemimpin Kamboja menyambut hangat mantan perdana menteri Thailand di pengasingan, Thaksin Shinawatra, dalam perbincangan di Phnom Penh, ibu kota Kamboja. Perbincangan dilakukan menyusul gerakan dua negara untuk memulihkan hubungan dekat.

Hun Sen dan Thaksin, yang telah lama menjadi sekutu, berpelukan dan memanggil satu sama lain dengan sebutan 'saudara' ketika mereka bertemu Sabtu pagi di kantor kabinet.

Pertemuan hanya berselang dua hari setelah Sen melakukan pembicaraan dengan Yingluck Shinawatra, perdana menteri Thailand baru yang juga adik kandung Thaksin. Dalam pembicaraan, Sen dan Yingluck membahas isu perbatasan, kerjasama perdagangan dan pelepasan dua tahanan Thailand di Kamboja.

Thaksin, yang tiba di Phnom Penh, Jumat (16/9) malam diharapkan tinggal hingga 24 September. Mantan PM itu jgua dijadwalkan memberi kuliah umum mengenai perkembangan ekonomi.

Hun, pada Senin (12/9), mengatakan tujuan kedatangan Thaksin bukanlah untuk membahas pertikaian perbatasan dua negara di area kuil Preah Vihear. Hubungan hangat keduanya sangat kontras dengan ikatan tegang antara dua negara sejak Thaksin digulingkan pada kudeta militer pada 2006.

Ada beberapa kali bentrok berdarah di perbatasan dalam pertikaian teritori antara Kamboja dan Thailand. Sambutan hangat Sen terhadap Thaksin dipandang memicu kemarahan lawan mantan pemimpin Thaland itu yang mengatakan ia adalah buronan yang melarikan diri dari dakwaan korupsi.

Yingluck menjadi perdana menteri pada Agustus setelah memimpin kemenangan partai pro-Thaksi dalam pemilu. Ia diharapkan bisa memulihkan dan meningkatkan hubungan antara kedua negara.

Selama lawatan Yingluck ke Phnom Penh pada Kamis (15/9), ia dan Hun Sen setuju bahwa tentara di sepanjang perbatasan yang disengketakan mesti bertemu secara rutin untuk mengendurkan ketegangan. Penarikan pasukan dari area kuil juga perlu dilakukan sebagai perintah dari pengadinal internasional pada Juli lalu.

Yingluck juga diprediksi akan melakukan upaya rehabilitasi terhadap kakaknya lewat pencarian pengampunan atau amnesti baginya. Tujuannya agar Thaksin dalam kembali pulang tanpa harus berisiko dipenjara.

Thaksin meninggalkan Thailand pada 2008 sebelum divonis dua tahun penjara atas dakwaan korupsi. Mantan pemimpin miliuner itu hengkang ke salah satu kediamannya di Dubai dan beberapa kali melakukan perjalanan ke Asia dan Afrika untuk tujuan bisnis.

sumber : Al Jazeera
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement