REPUBLIKA.CO.ID, Yogyakarta--Konferensi Mahasiswa se-ASEAN yang berlangsung mulai 11 Oktober di Universitas Gadjah Mada (UGM) kemarin tidak membahas masalah perbatasan Indonesia-Malaysia yang saat ini memanas.
"Kita memang tidak membahas isu perbatasan karena teman-teman delegasi tidak memilih kesana. Kalaupun ada mereka mengundurkan diri," ungkap delegasi Indonesia Isdama Miswaradana, ditemui Republika.
Empat aspek yang seharusnya menjadi pembahasan yaitu culture, education, economics dan national service and defence hanya satu yang tidak banyak didiskusikan yaitu national service and defence. Menurut Isdama, konflik yang terjadi di perbatasan Kalimantan Barat tersebut belum ada fakta yang jelas.
Lagipula, lanjut dia, yang menjadi pembahasan Student Organisational Network (S1) bukan masalah konflik, tapi solusi permasalahan antar negara. Mahasiswa UGM itu menambahkan, bahwa konferensi yang dihadiri 6 Negara anggota ASEAN ini adalah forum diskusi bagi mahasiswa se-ASEAN.
"Yang didiskusikan disini adalah solusi dari permasalahan yang ada di permukaan, belum secara utuh," tambah Isdama.
Sementara itu, di hari sebelumnya, Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat mengisi seminar di UGM mengatakan, butuh nyali untuk menyelesaikan sebuah konflik. Baik itu konflik domestik maupun konflik internasional.