Rabu 26 Sep 2012 14:28 WIB

Obama: AS takkan Larang Video Hujat Agama

Barack Obama
Foto: Larry Downing/Reuters
Barack Obama

REPUBLIKA.CO.ID, PBB, NEW YORK - Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, berkeras pemerintahannya tidak akan melarang peredaran video bernada hujatan terhadap agama tertentu, di antaranya video cuplikan film anti-Islam Innocence of Muslims.

Film itu menyulut kekerasan di berbagai belahan dunia, termasuk serangan di Benghazi, Libya, hingga menewaskan Duta Besar Amerika Serikat untuk Libya, Christopher Stevens. 

Ketika berbicara dalam Debat Umum Sidang ke-67 Majelis Umum PBB, Selasa, Obama justru menekankan semua pihak di dunia harus menghentikan kekerasan dan ekstrimisme dalam menanggapi pernyataan-pernyataan yang tidak dapat diterima. 

"Saya tahu ada yang bertanya kenapa kami tidak melarang saja video seperti itu. Jawabannya adalah ini diamanatkan oleh hukum yang kami miliki: Undang-undang kami melindungi hak kebebasan berbicara," tegas Obama ketika menyampaikan pidato pada sidang di Markas Besar PBB, New York.

Obama memanfaatkan kesempatan itu dengan menekankan pesan Amerika setelah tragedi serangan beberapa pekan lalu ke Konsulat AS di Benghazi, Libya, yang menewaskan Duta Besar AS untuk Libya, Christopher Stevens, tiga diplomat AS lainnya, serta sejumlah staf lokal Libya. 

Serangan itu disebut-sebut dipicu oleh kemarahan warga Muslim ekstrim terhadap video cuplikan film buatan seorang warga negara Amerika Serikat, Innocence of Muslims, yang isinya menghina Nabi Muhammad. 

Obama tidak menyebutkan judul film anti-Islam tersebut namun ia menegaskan bahwa pemerintah AS tidak ada hubungannya dengan video yang disebutnya "kasar dan menjijikkan" itu.

"Ini tidak hanya menghina orang muslim, tapi juga Amerika --karena kami adalah negara yang menyambut orang dari ras dan kepercayaan apapun... Kami adalah rumah bagi para warga muslim yang berada di seantero negeri kami," katanya. 

Kendati demikian, ia kembali menekankan bahwa pemerintah Amerika Serikat tidak bisa melarang siapapun untuk berbicara, kendati hal itu membuat orang lain tersinggung. 

Ia mengingatkan bahwa banyak warga Amerika yang berjuang dan gugur untuk menjaga semua warga Amerika Serikat memiliki hak menyatakan pandangan mereka dengan bebas, walaupun pihak lain tidak akan setuju dengan pandangan-pandangan tersebut. 

"Di sini di Amerika Serikat, banyak publikasi yang mengundang rasa tersinggung. Seperti saya, sebagian besar warga Amerika adalah Kristiani, tapi kami tidak melarang hujatan terhadap kepercayaan kami yang paling suci," kata Obama. 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement