Rabu 06 Nov 2013 23:00 WIB

Hamdan Zoelva Tak Ingin jadi Hakim Masuk Neraka

Rep: Irfan Fitrat/ Red: Dewi Mardiani
 Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Hamdan Zoelva membacakan sumpah jabatan di Jakarta, Rabu (6/11).     (Republika/ Tahta Aidilla)
Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Hamdan Zoelva membacakan sumpah jabatan di Jakarta, Rabu (6/11). (Republika/ Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hamdan Zoelva mengucap sumpah jabatan sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) periode 2013-2016, Rabu (6/11). Dalam sambutannya, Hamdan mengingatkan diri bagaimana tanggung jawabnya sebagai hakim konstitusi.

Sebagai muslim, Hamdan teringat akan ajaran moral agamanya. Ia mengatakan, dari tiga hakim, dua berada di neraka dan hanya satu yang masuk ke surga. Hanya hakim yang memutus perkara dengan dasar kebenaran dan kejujuran yang masuk ke dalam surga. "Saya selalu berdoa dan berkomitmen, tidak ingin masuk kelompok hakim yang berada di neraka," kata dia, di Ruang Pleno MK, Jakarta.

Hamdan mengatakan dengan komitmen itu, dia bersama hakim konstitusi lainnya ingin mengawali langkah untuk memulihkan MK. Ia mengatakan, selama satu bulan terakhir lembaganya mengalami waktu yang menyulitkan. Kasus dugaan korupsi yang menyeret mantan Ketua MK Akil Mochtar memberikan tamparan. Ia mengatakan, muncul ketidakpercayaan akan prasangka terhadap hakim konstitusi dan seluruh jajaran MK.

Di tengah situasi sulit itu, Hamdan mengatakan, hakim konstitusi yang ada saat ini akan menjadikan itu sebagai pemicu dan energi untuk bekerja lebih keras memulihkan wibawa dan marwah MK. Pembenahan internal perlu terus dilakukan.

Ia mengatakan, situasi belakangan ini memang menjadi pukulan berat. Namun, menurut dia, hakim konstitusi yang ada tidak akan lari dan menghindar. "Kami tidak akan tinggal diam. Kami harus memberikan pertanggungjawaban," katanya.

Hamdan dan Wakil Ketua MK, Arief Hidayat, sudah mengucap sumpah. Hamdan berharap ia dan wakil barunya bisa menjalankan amanah untuk memimpin MK. Ia mengingatkan diri dan para hakim konstitusi lainnya untuk bisa menjaga amanah itu karena tidak hanya akan mempertangggungjawabkannya kepada rakyat. "Pada akhirnya nanti, kami berdua harus mempertanggungjawabkan semuanya di hadapan Tuhan," ujar dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement