Senin 22 Sep 2014 09:36 WIB

Setelah Kudeta, Militer Fiji Dinilai Membela Demokrasi, Benarkah?

Red: Erdy Nasrul
Masjid Jami di Fiji.
Foto: blogspot.com
Masjid Jami di Fiji.

REPUBLIKA.CO.ID, SUVA -- Pemimpin kudeta Fiji yang memenangkan pemilu,Bainimarama, yang sekaligus mantan Komandan Angkatan Bersenjata Republik Fiji itu juga berterimakasih kepada militer yang disebut membela demokrasi ideal yang sebenarnya selama beberapa tahun.

"Saya secara publik mengakui dan berterimakasih kepada mereka (militer) untuk persahabatan, visi, kegigihan, dan pengorbanan mereka. Ini merupakan warisan mereka karena hari ini kami mempunyai sebuah pemerintahan parlemen yang terpilih secara demokratis di bawah konstitusi yang diakui secara internasional dengan sejumlah hak-hak sipil, politik, dan sosial ekonomi dan hal itu akan membawa pada tata kelola pemerintahan yang baik dan transparan," katanya.

Pada Kamis (18/9), setelah pemilihan umum pada Rabu (17/9), Kelompok Pemantau Multinasional dalam laporan sementara mereka menyebut pemilihan itu dapat dipercaya, dan hasil pemilu itu akan mewakili secara luas suara-suara rakyat Fiji dan suasana mendukung bagi warga untuk memberikan hak suara mereka secara bebas.

Kelompok Pemantau Multinasional yang dipimpin Australia, Indonesia, dan India itu mengucapkan selamat kepada rakyat Fiji karena telah melewati tahapan kunci kembalinya demokrasi di negara kepulauan di Pasifik Selatan itu.

Konstitusi Fiji memberikan landasan bagi 50 anggota parlemen, yang akan menjadi otoritas tertinggi negara dan dipilih atas dasar satu orang, satu suara, satu nilai.

Pemilihan umum akan diselenggarakan empat tahun sekali dan setiap warga negara berusia 18 tahun telah mendapatkan hak suara.

Setiap anggota parlemen terpilih yang juga ketua partai dengan perolehan suara lebih dari 50 persen, sesuai konstitusi Fiji, akan menduduki jabatan perdana menteri.

Namun, jika tidak ada partai politik dengan perolehan suara lebih dari 50 persen jumlah kursi di parlemen, perdana menteri dinominasi dan dipilih oleh anggota-anggota parlemen. Perdana menteri terpilih mendapat suara lebih dari 50 persen anggota parlemen.

Bainimarama mundur sebagai Komandan Angkatan Bersenjata Republik Fiji pada 5 Maret 2014 setelah mengabdi selama 39 tahun dan mulai maju dalam pemilihan umum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement