REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN—Dalam enam bulan ke depan, Iran akan memiliki 'Penyaring Pintar'. Program inibertujuan untuk menutup konten internet yang dianggap menyinggung, menghina atau berbau kriminal.
Termasuk memblokir akses ke situs-situs populer termasuk Facebook, Twitter dan Youtube sebab dinilai tidak bermoral, merusak, bertentangan dengan budaya Islam serta merusak rezim sekarang. Hal tersebut diungkapkan menteri komunikasi Mahmoud Vaezi pada Jumat, (15/11).
Tepatnya beberapa hari setelah badan yang bertugas di kepolisian Internet meminta menteri mengatur penggunaan Instagram dalam waktu dua bulan atau akses ke instagram akan diblokir. Bulan lalu, Iran mencegah akses ke halaman Instagram yang dikhususkan untuk laman gaya hidup elite muda Teheran.
Sebagaimana dilansir dari kantor berita Isna, Vaezi mengatakan, tahap pertama “penyaring pintar” secara online akan siap dalam waktu satu bulan, tahap kedua dalam waktu tiga bulan dan tahap tiga dalam waktu enam bulan.
Pada September, dikutip dari laman timesofoman pengadilan memberi waktu sebulan kepada pemerintah untuk melarang aplikasi messaging Viber, Tango dan WhatsApp atas penghinaan kepada para pejabat. Tapi aplikasi tersebut tetap dapat diakses. Sensor internet menjadi rebutan antara kelompok garis keras konservatif dan anggota pemerintah termasuk Presiden Hassan Rouhani yang menggunakan jaringan sosial.
Dalam memblokir jejaring sosial tersebut, Iran telah membuat sensor khusus. Sehingga, media sosial tersebut tak dapat diakses oleh masyarakat Iran. Akan tetapi aturan tersebut tak berlaku bagi hacker Iran. Mereka mampu menembus dan kembali aktif di jejaring-jejaring sosial tersebut. Pun dengan sejumlah pemimpin Iran. Mereka turut melanggar aturan yang sejatinya dibuat oleh tangan mereka sendiri.