REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kisruh yang terjadi di tataran elit Partai Golongan Karya (Golkar) menyebabkan kader di kalangan akar rumput goyah. Jika Golkar terus terjebak dalam kisruh, maka akan berdampak pada Pilkada langsung 2015.
Pakar Komunikasi Politik Universitas Jaya Baya, Lely Arrianie menjelaskan, akibat dari kisruh Golkar, kader di kalangan akar rumput akan lebih mudah dipolitisir. Golkar sebagai partai tua seharusnya memiliki komposisi kader yang kuat hingga akar rumput. Namun, karena kisruh kalangan elite, kader menjadi kebingungan.
"Bisa saja kader dibawah menjadi mudah menerima tawaran dari partai lain, sehingga mudah di politisasi, dan akan lari kemana mana. Tentu ini akan berdampak pada keutuhan Golkar di parlemen," ujar Lely saat dihubungi Republika, Kamis (26/2).
Lely menilai, Golkar harus segera menyelesaikan kisruh dan mencari jalan keluar untuk masa depannya. Partai berlambang pohon beringin ini dinilai sudah cukup tua, dan harusnya bisa menjadi contoh untuk para partai lain. Lely pun menyarankan agar Golkar bisa islah dan menempatkan kepentingan organisasi diatas kepentingan individu.
Putusan Mahkamah Partai Golkar pada Rabu (25/2) belum mengahasilkan putusan apapun. Putusan akan digelar pekan depan, para anggota Mahkamah Partai mengklaim membutuhkan waktu untuk mempelajari semua berkas.