Sabtu 07 May 2016 19:52 WIB

Ahli Psikologi: Hukuman Mati Bagi Pemerkosa Yuyun Berikan Efek Jera

Rep: Agus Raharjo/ Red: Teguh Firmansyah
Tagar #NyalaUntukYuyun yang sempat meramaikan Twitter terkait dengan seorang siswi SMP, Yuyun yang tewas karena diperkosa
Foto: Twitter
Tagar #NyalaUntukYuyun yang sempat meramaikan Twitter terkait dengan seorang siswi SMP, Yuyun yang tewas karena diperkosa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ahli neuropsikologi saraf (psikologi saraf otak) Ihshan Gumilar menilai penerapan hukuman mati pada pelaku pemerkosaan dan pembunuhan Yuyun dapat memberikan efek jera secara psikologis.

Menurutnya, tuntutan hukuman yang diajukan Jaksa Penuntut Umum (JPU) selama 10 tahun terlalu ringan. “Hukuman mati memberikan efek jera secar psikologis,” tegas Ihshan di Jakarta, Sabtu (7/5).

Menurut Ihshan, kedewasaan seseorang dari sudut pandang umur dinilai menjadi bias. Sebab, batasan usia anak-anak secara psikologis zaman dulu sangat berbeda dengan anak-anak era sekarang. Kalau hanya menggunakan angka umur tanpa memerhatikan kondisi psikologi pelaku, memang didapatkan mereka masih berusia anak-anak.

Seharusnya kedewasaan juga ditimbang dari sisi psikologi yang bersangkutan. “Pelaku (pemerkosa Yuyun) memang masih usia anak-anak, tapi mungkin secara psikologis sudah bukan anak-anak,” tegas Ihshan.

Ihshan mengatakan, sistem pembinaan di penjara juga dinilai tidak bakal membuat pelaku jera. Sebab, para pelaku kejahatan seksual tidak mendapat terapi untuk menyembuhkan mereka dari adiksi terpapar pornografi.

Dengan menerapkan hukuman mati, imbuh dia, setidaknya membuat fungsi kontrol otak menjadi lebih tinggi untuk melakukan kejahatan serupa. Ihshan membandingkan penerapan hukuman mati di Arab Saudi dengan di Indonesia. 

Menurutnya, penerapan hukuman mati di Arab mampu menekan tingginya angka kejahatan. “Sebab, orang berpikir ulang untuk melakukan kejahatan serupa pelaku yang dihukum mati,” ujar dia.

Baca juga, Polisi: Pemerkosa Yuyun Pantas Dihukum Berat.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement