Senin 27 Feb 2017 12:14 WIB

Abu Sayyaf Pancung Warga Jerman

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Ani Nursalikah
Militan Abu Sayyaf di Filipina.
Foto: Youtube
Militan Abu Sayyaf di Filipina.

REPUBLIKA.CO.ID, MINDANAO -- Pasukan keamanan Filipina mengatakan mendapat laporan dari kelompok militan Abu Sayyaf mereka telah memancung korban penculikan Abu Sayyaf, warga Jerman Jeurgen Kantner (70 tahun) pada Ahad (26/2).

Kepala Komando Mindanao Barat Mayor Jenderal Carlito Galvez Jr mengatakan militer telah mengonfirmasi terjadinya eksekusi terhadap Kantner. "Namun kami membutuhkan bukti," katanya seperti dilansir Asian Correspondent.

Sebelumnya, penasihat perdamaian Jesus Dureza telah meminta Abu Sayyaf untuk membiarkan Kantner tetap hidup. “Saya meminta mereka tak membunuh Kantner yang tak bersalah dan tak berdaya," katanya.

Pemimpin pengganti Abu Sayyaf, Muammar Askali alias Abu Rami dilaporkan memancung Kantner di Sitio Talibang, Sulu. Abu Sayyaf meminta 600 ribu dolar AS untuk melepaskan Kantner. Saat itu tenggat waktunya hingga pukul 15.00 waktu setempat sebelum Kantner dipenggal.

Kantner diculik di perairan Malaysia pada 5 November tahun lalu. Ia sedang berlayar di area tersebut dengan kekasihnya Sabine Merz ketika mereka bertemu dengan para militan. Merz meninggal saat ia melawan atau melarikan diri dari Abu Sayyaf.

Kantner dan Merz diculik untuk kedua kalinya oleh Abu Sayyaf. Sebelumnya, mereka diculik selama 52 hari di Somalia.

Juru Bicara Militer Brigadir Jenderal Restituto Padilla mengatakan,  pihaknya terus melakukan operasi militer untuk menyelamatkan korban penculikan Abu Sayyaf baik lokal maupun asing.

“Ada tenggat waktu atau tak ada, tentara akan terus melakukan upaya dan cara memerangi Abu Sayyaf. Kami juga berusaha untuk menyelamatkan semua korban penculikan," kata Padilla.

Pasukan keamanan, kata dia, akan mengejar para musuh dan meminta mereka mengikuti aturan kami bukan sebaliknya. "Kami tak takut dengan permintaan orang-orang atau kelompok penjahat yang salah besar dalam menafsirkan Islam," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement