REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Irak akan melonggarkan karantina wilayah mulai Selasa (21/4). Pemerintah mengizinkan beberapa bisnis kembali buka dan melonggarkan jam malam selama sebulan.
Pihak berwenang mengambil keputusan beberapa hari sebelum dimulainya bulan Ramadhan. Meski telah terjadi pelonggaran, Ramadhan tahun ini tidak akan pernah sama bagi warga Irak.
Pemerintah Irak memberikan kebebasan bergerak di dalam ibu kota Baghdad hanya antara pukul 06.00 hingga 19.00. Sedangkan pada Jumat hingga Ahad, jam malam secara total diberlakukan.
Peraturan baru itu membuat kantor-kantor pemerintah dapat mempertahankan tingkat masuk pegawai maksimum 25 persen dan beberapa toko akan diizinkan untuk dibuka kembali. Meski begitu, mal, taman, dan masjid, serta tempat banyak orang biasanya berkumpul akan tetap ditutup. Sekolah dan universitas juga bernasib sama dan semua penerbangan akan tetap terhenti.
Pelonggaran jam malam akan berlangsung hingga 22 Mei di akhir Ramadhan. Setelah itu, kemungkinan besar peraturan pembatasan berkegiatan akan kembali ketat diberlakukan kepada warga.
Beberapa jam setelah jam malam dicabut pada Selasa, ribuan warga Irak berbondong-bondong ke pasar di Baghdad untuk membeli persediaan sebelum Ramadhan. "Setelah satu jam malam, saya datang ke pasar untuk mempersiapkan Ramadhan dan saya mengikuti langkah-langkah perlindungan untuk menghindari penyakit ganas ini," kata warga bernama Ali Hussain.
Pihak berwenang telah memberlakukan jam malam pada 15 Maret dan kemudian memperketatnya. Penutup bandara, kantor, sekolah, dan memerintahkan orang-orang untuk sebagian besar tinggal di rumah. Sejak 20 April, Kementerian Kesehatan Irak telah mencatat 1.574 kasus Covid-19, termasuk 82 kematian dan 1.043 pulih.