REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Medis India mengatakan, setidaknya 500 dokter telah meninggal karena virus corona pada Jumat (2/10). Asosiasi tersebut bulan lalu menuduh pemerintah acuh tak acuh setelah mengatakan tidak ada data lengkap tentang jumlah petugas kesehatan garis depan yang tertular virus corona dan meninggal.
Virus corona telah menimbulkan korban yang sangat ganas di Maharashtra selatan, salah satu negara bagian terbesar dan terkaya di India. Wilayah ini telah mencatat hampir 1,3 juta kasus termasuk lebih dari 37.000 kematian.
Sedangkan negara bagian Karnataka, korban jiwa mencapai hampir 9.000. Kedua negara bagian itu mencakup hampir 45 persen dari total kematian akibat Covid-19 di negara tersebut.
Negara bagian lain seperti Delhi, Benggala Barat, Uttar Pradesh, dan Andhra Pradesh masing-masing memiliki lebih dari 5.000 kematian. Jumlah keseluruhan juga menunjukkan bahwa distrik perkotaan India sejauh ini menyumbang hampir 80 persen dari jumlah kematian, tetapi para ahli kesehatan telah memperingatkan lonjakan di pedalaman di negara itu.
“India memiliki sistem kesehatan yang tidak memadai, yang tidak merata dan didistribusikan secara tidak adil. Virus memperburuk masalah ini di kota-kota India dan daerah pedesaan akan segera menghadapi hal yang sama," kata pensiunan ahli virus, Dr. T. Jacob John.
Meski jumlahnya terus meningkat, pejabat kesehatan senior India telah menggunakan tingkat kematian akibat Covid-19 sebesar 1,56 persen sebagai dasar untuk melonggarkan pembatasan dan membuka kembali ekonomi. India juga memiliki jumlah pasien pulih tertinggi di dunia.
Kementerian Kesehatan melaporkan, lebih dari 5,4 juta orang telah pulih. Ini lebih dari 83 persen dari mereka yang terinfeksi. Pada Sabtu (3/10), India mencatat lebih dari 100 ribu kematian sejak pandemi dimulai.