Rabu 17 Mar 2021 14:05 WIB

NGO Myanmar: 202 Orang Tewas Sejak Kudeta Militer

AAPP melaporkan beberapa orang mengalami luka-luka akibat tembakan senapan mesin

Red: Nur Aini
Kelompok masyarakat sipil pengawas tahanan politik di Myanmar menyampaikan, pada Rabu (16/3), warga Myanmar yang tewas telah mencapai lebih dari 200 orang sejak kudeta militer 1 Februari lalu.
Kelompok masyarakat sipil pengawas tahanan politik di Myanmar menyampaikan, pada Rabu (16/3), warga Myanmar yang tewas telah mencapai lebih dari 200 orang sejak kudeta militer 1 Februari lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Kelompok masyarakat sipil pengawas tahanan politik di Myanmar menyampaikan, pada Rabu (17/3), warga Myanmar yang tewas telah mencapai lebih dari 200 orang sejak kudeta militer 1 Februari lalu.

Data Asosiasi Pendamping untuk Tahanan Politik (AAPP) menyebutkan, hingga Selasa malam (15/3), 202 orang telah tewas, dengan tambahan 2 orang tewas dari data sehari sebelumnya. Korban lebih lanjut akan ditambahkan saat dikonfirmasi.

Baca Juga

Selanjutnya, hingga 16 Maret, AAPP melaporkan total 2181 orang telah ditangkap, didakwa atau dihukum sehubungan dengan percobaan kudeta militer pada 1 Februari,.

“Tahanan belum diizinkan untuk bertemu dengan kerabat dan perwakilan hukum mereka, tidak ada yang tahu di mana, karena begitu banyak orang ditahan,” kata AAPP dalam pernyataannya.

AAPP juga melaporkan militer melakukan penggerebekan dan menembakkan senjata ke jalan di kota Dawbon dan Dagon Myothit, Wilayah Yangon. Selanjutnya di Moggok, kawasan Mandalay, beberapa orang mengalami luka-luka akibat tembakan senapan mesin pihak keamanan yang mengarh ke rumah-rumah dan jalan-jalan.

“Beberapa orang yang terluka ditangkap dan meninggal tanpa akses perawatan medis, beberapa orang meninggal karena disiksa selama interogasi,” lapor AAPP.

“Orang-orang di Burma (nama lain dari Myanmar) setiap hari diserang dan dibunuh secara tidak manusiawi oleh kudeta junta,” tambah AAPP.

 

sumber : https://www.aa.com.tr/id/dunia/ngo-myanmar-202-orang-tewas-sejak-kudeta-militer/2178515
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement