Seperti banyak ibu di Gaza, Shehada dan putrinya membutuhkan rehabilitasi psikologis. Sayangnya, layanan dukungan kesehatan mental di Gaza tidak banyak sehingga banyak anak yang menderita trauma sepanjang hidupnya karena perang.
Reem Jarjour (30 tahun) yang merupakan pekerja sosial mengatakan dia telah berjuang melawan trauma. “Anak-anak sangat terpengaruh dari kesehatan mental orang tuanya. Jadi, saya dan suami berusaha keras untuk menyembunyikan trauma kami di depan mereka,” ujar dia.
Jarjour mencoba mengaplikasi semua hal yang ia pelajari sebagai pekerja sosial. Misal, membuat anak-anak sibuk dengan beragam kegiatan. Namun, cara tersebut kata dia tidak berhasil.
Selama serangan berlangsung, Jarjour dan suaminya memutuskan untuk tidur bersama anak-anaknya. Mereka terus mencoba menghibur anak-anaknya.
“Saya tidak pernah meninggalkan mereka sendirian. Tetapi saya tahu dengan melihat ke mata mereka bahwa mereka takut. Anak-anak tahu semua yang terjadi di sekitar mereka,” tuturnya.