Selasa 11 Jan 2022 12:37 WIB

AS Ambil Langkah tak Biasa Pekerjakan Tenaga Medis Positif Covid-19

Tenaga medis positif Covid-19 dengan gejala ringan atau tidak ada, tetap bekerja

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Seorang tenaga medis mengambil sampel darah untuk tes antibodi dengan menusukan jari seseorang sebelum melakukan tes diagnostik swab hidung COVID-19 di Mesa Park, Kota Bolinas, California, Amerika Serikat, Senin (20/4). Proyek baru ini, merupakan operasi bergaya gerilya yang didanai secara pribadi yang dipimpin oleh kapitalis Venture Jyri Engestrom dari Finlandia dan penduduk Bolinas, dan Cyrus Harmon, pendiri startup Olema Pharmaceuticals, dan penduduk bekerja sama dengan ilmuwan UCSF untuk menguji seluruh seluk beluk kota dengan 1.600 penduduk.
Foto: EPA-EFE/JOHN G. MABANGLO
Seorang tenaga medis mengambil sampel darah untuk tes antibodi dengan menusukan jari seseorang sebelum melakukan tes diagnostik swab hidung COVID-19 di Mesa Park, Kota Bolinas, California, Amerika Serikat, Senin (20/4). Proyek baru ini, merupakan operasi bergaya gerilya yang didanai secara pribadi yang dipimpin oleh kapitalis Venture Jyri Engestrom dari Finlandia dan penduduk Bolinas, dan Cyrus Harmon, pendiri startup Olema Pharmaceuticals, dan penduduk bekerja sama dengan ilmuwan UCSF untuk menguji seluruh seluk beluk kota dengan 1.600 penduduk.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Rumah sakit di seluruh Amerika Serikat (AS) semakin mengambil langkah luar biasa untuk menahan kekurangan staf medis. Perawat dan pekerja lain yang terinfeksi virus corona mendapatkan izin untuk tetap bekerja jika memiliki gejala ringan atau tidak sama sekali.

Otoritas kesehatan Kalifornia mengumumkan pada akhir pekan bahwa anggota staf rumah sakit yang dites positif tetapi bebas gejala dapat terus bekerja. Beberapa rumah sakit di Rhode Island dan Arizona juga memberi tahu karyawan bahwa mereka dapat tetap bekerja jika tidak memiliki gejala atau hanya gejala ringan.

Baca Juga

Pekerja yang terinfeksi akan diminta untuk mengenakan masker N95 ekstra-pelindung dan harus ditugaskan untuk merawat pasien positif Covid-19 lainnya. "Kami tidak meminta panduan ini, dan kami tidak memiliki informasi apakah rumah sakit akan mengadopsi pendekatan ini atau tidak," kata  juru bicara Asosiasi Rumah Sakit California Jan Emerson-Shea.

"Tapi yang kami tahu adalah bahwa rumah sakit mengharapkan lebih banyak pasien dalam beberapa hari mendatang daripada yang dapat mereka rawat dengan sumber daya saat ini," katanya.

Emerson-Shea mengatakan banyak pekerja rumah sakit telah terpapar virus, baik yang sakit atau merawat anggota keluarga yang terkena virus tersebut. Asosiasi Perawat Kalifornia yang beranggotakan 100.000 orang menentang keputusan itu dan memperingatkan itu akan menyebabkan lebih banyak infeksi.

Langkah pemberian izin itu merupakan reaksi terhadap kekurangan staf rumah sakit yang parah dan beban kasus yang berat yang disebabkan oleh varian omicron. Varian baru yang sangat menular telah membuat kasus baru Covid-19 meledak rata-rata menjadi lebih dari 700.000 sehari di AS, menghapus rekor yang dibuat setahun yang lalu. Jumlah orang Amerika di rumah sakit dengan virus mencapai sekitar 108.000, hanya sedikit dari puncak 124.000 Januari lalu.

Banyak rumah sakit tidak hanya kebanjiran kasus tetapi juga kekurangan tenaga karena begitu banyak karyawan isolasi karena Covid-19. Pada saat yang sama, omicron tampaknya menyebabkan penyakit yang lebih ringan daripada varian delta.

Dignity Health, operator rumah sakit besar di Phoenix mengirim memo kepada anggota staf yang mengatakan mereka yang terinfeksi virus tetapi merasa cukup sehat untuk bekerja dapat meminta izin dari manajer untuk kembali merawat pasien. Rumah sakit Dignity Health di Kalifornia belum menerapkan pedoman baru tetapi mengatakan mungkin perlu melakukannya dalam beberapa hari dan minggu mendatang.

"Kami melakukan segala yang kami bisa untuk memastikan karyawan kami dapat kembali bekerja dengan aman sambil melindungi pasien dan staf kami dari penularan Covid-19," kata Dignity Health dalam sebuah pernyataan.

Bulan lalu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan bahwa petugas kesehatan yang tidak memiliki gejala dapat kembali bekerja setelah tujuh hari dengan hasil tes negatif. Namun, waktu isolasi dapat dipotong lebih lanjut jika ada kekurangan staf.

Baca: Arab Saudi Krisis Rudal Gara-Gara Beli Sistem Pertahanan Buatan AS

Tindakan serupa pun sudah diterapkan Prancis pekan lalu. Paris mengumumkan mengizinkan petugas kesehatan dengan gejala ringan atau tanpa gejala untuk tetap merawat pasien daripada mengisolasi diri. 

Baca: Australia tak Mau Lockdown, Memilih Lewati Wabah Covid-19 Omicron

Baca: Menlu Israel Positif Covid-19 Saat Negaranya Bersiap Hadapi Omicron dengan Dosis 4 Vaksin

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement