Seorang pejabat AS mengatakan, peringatan ground stop tidak dikomunikasikan melalui Pusat Komando Sistem Kontrol Lalu Lintas Udara FAA, yang berbasis di Warrenton, Virginia. Peringatan ini langsung diumumkan ke pusat-pusat regional di Pantai Barat.
Para pejabat AS masih melakukan penilaian mereka terhadap uji coba rudal Korea Utara. Analis yang melacak program pengembangan senjata Korea Utara telah mengidentifikasi bahwa rudal yang diluncurkan pada Selasa merupakan kendaraan luncur hipersonik yang dapat mengubah arah setelah memasuki kembali atmosfer. Tetapi rudal itu memiliki jangkauan dan kemampuan manuver yang terbatas dibandingkan dengan sistem yang lebih maju.
"Jika itu adalah rudal balistik tua biasa, mereka biasanya dapat menghitungnya dengan cukup baik, tetapi Anda harus menunggu mesin berhenti menembak. Jadi itulah mengapa Anda terkadang melihat kesalahan, karena Anda mencoba menghitungnya sebelum mesin berhenti menembak," ujar Seorang ahli senjata dan profesor di Institut Studi Internasional Middlebury, Jeffrey Middlebury.
Peluncuran rudal tersebut melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB. Resolusi Dewan Keamanan PBB melarang Korea Utara melakukan aktivitas rudal balistik. Para ahli pengendalian senjata memperingatkan bahwa, program pengembangan senjata Pyongyang menimbulkan ancaman jangka panjang bagi Amerika Serikat dan sekutunya.
Pejabat AS yang akrab dengan program pengembangan senjata Korea Utara mengatakan, upaya Pyongyang untuk mengembangkan rudal hipersonik bukan merupakan hal yang baru.
Pada Januari tahun lalu, Korea Utara menyatakan secara terbuka bahwa mereka telah menyelesaikan penelitian untuk mengembangkan hulu ledak misi tempur yang berbeda. Termasuk hulu ledak terbang hipersonik untuk roket balistik tipe baru dan sedang membuat persiapan untuk uji coba.