REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN – Film Indonesia berjudul “Nana” terpilih sebagai salah satu nominasi film unggulan untuk kategori Competition pada Festival Film Berlinale ke-72. Tak tanggung-tanggung, dari sekitar 600 kursi yang tersedia tiket premier film ini pun habis terjual. Tak hanya itu, film yang diadaptasi dari panggalan novel “Jais Darga Namaku” karya Ahda Imran ini, akan terus tayang selama periode festival yang berlangsung dari tanggal 10 – 20 Februari 2022.
Film besutan sutradara Kamila Andini ini tayang perdana Sabtu (12/2/2022) di Berlinale Palast yang merupakan lokasi utama penyelenggaraan festival. Setelah tayangan premier, film ini telah dijadwalkan di tujuh teater lainnya di Berlin, yaitu pada 14, 17, 18, dan 20 Februari 2022. Dari pantauan KBRI Berlin pada situs resmi Berlinale, tiket untuk semua tayangan film ini juga telah habis terjual.
Film berbahasa Sunda "Nana" ini memiliki setting tahun 1960an. Film ini menceritakan kisah Raden Nana Sunani yang mencoba meniti hidup baru setelah kehilangan keluarganya akibat konflik yang terjadi di daerahnya.
Film ini menggambarkan cinta dan ketangguhan seorang perempuan, meski masih terus dibayangi masa lalunya. Walaupun mengangkat cerita yang terjadi setengah abad lalu, namun pesan yang disampaikan film ini masih sangat relevan dalam kehidupan nyata saat ini.
Film Produksi Batara Goempar ini dibintangi oleh sederet aktor ternama seperti Happy Salma, Laura Basuki, Ibnu Jamil dan Arswendi Nasution. Film ini menggambarkan tradisi dan kehidupan masyarakat Jawa Barat yang dibalut dengan musik, tarian dan pakaian sehari-hari masyarakat Sunda pada zaman tersebut.
Kentalnya nuansa tradisional di film ini menjadi salah satu pemikat dan berkesan bagi penonton yang hadir. Hal itu antara lain disampaikan oleh Draga, salah seorang penonton yang sempat diwawancarai KBRI Berlin usai tayangan premier.
“Ini memang bukan pertama kalinya saya menonton film Indonesia. Tapi yang paling berkesan adalah paduan antara cerita dan latar belakang musik dari film ini,” ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Ahad (13/2/2022).
Draga menyebutkan sebagai sesama perempuan, ia dapat merasakan pertentangan batin yang dirasakan Nana dengan segala kondisi yang dihadapinya. Menurutnya cerita film ini masih sering dialami perempuan zaman sekarang.
“Singkatnya, just follow your heart“, tutup Draga.
Berbeda lagi dengan Zoran yang juga menonton film ini. Menurutnya salah satu alasan dia ingin menonton film ini adalah karena dirinya telah mendengar banyak tentang Sang Sutradara yang berhasil mendapatkan beberapa penghargaan. Ia meyakini bahwa film ini berpeluang besar untuk memperoleh penghargaan di Festival Berlinale 2022 ini.
Masuknya film “Nana“ atau dalam bahasa Inggris dikenal ”Before, Now and Then” pada kategori competition ini menjadi semangat baru bagi sineas Indonesia. Kategori ini merupakan kategori utama dan paling bergengsi dari sembilan kategori yang diperlombakan pada Berlinale 2022.
Nominasi pada kategori competition berkesempatan untuk memenangkan hadiah utama Festival Berlinale, yaitu the Golden Bear untuk pemenang film terbaik. Selain itu, enam penghargaan Silver Bear juga disiapkan untuk nominasi kategori ini. Keenam Silver Bear tersebut masing-masing untuk Grand Jury Prize, sutradara terbaik, pemeran utama terbaik, pemeran pendukung terbaik, skenario terbaik, dan Outstanding Artistic Contribution.
Dari ratusan film asal berbagai negara yang diseleksi, hanya 18 film yang terpilih menjadi nominasi kategori competion. Pesaing Indonesia di kategori ini, antara lain dari negara Jerman, Perancis, Meksiko, Swiss, Inggris, Italia, Korea Selatan, dan RRT.
Artistic Director Berlinale, Carlo Chatrian, pada publikasi Berlinale 2022 menyebutkan, ada benang merah dari 18 film tersebut. Walaupun kedelapanbelas film tersebut memiliki bahasa, budaya dan gaya beragam namun semuanya bermuara pada satu titik, benang merah itu adalah rasa cinta yang sangat kuat.
“Secara keseluruhan, karakter-karakter yang dikisahkan dalam film-film ini adalah penghargaan terbaik yang dapat kita bayangkan untuk kemanusiaan,” ungkap Chatrian.
Berlinale merupakan festival film internasional yang digelar setiap tahunnya di Berlin. Berlinale diadakan sejak tahun 1951 dan merupakan salah satu festival film internasional bergengsi dan berada di peringkat kedua setelah festival film Cannes. Sebelumnya film Indonesia bertajuk “Zoo“ karya Sutradara Edwin juga sempat masuk dalam kategori Competition di Berlinale Festival ke-62 tahun 2012.
Pemenang Berlinale 2022 di kategori competition ini akan diumumkan pada Rabu, 16 Februari 2022. Semoga keberuntungan berpihak pada film NANA, yang pastinya akan menjadi kebanggaan bagi insan perfilman serta masyarakat Indonesia seluruhnya.