Warga Palestina telah mengukir kehidupan untuk diri mereka sendiri dalam masyarakat Israel, mencapai eselon tertinggi di berbagai bidang, termasuk kesehatan, pendidikan dan pelayanan publik. Sebuah partai Islamis Arab untuk pertama kalinya dalam sejarah kini menjadi anggota koalisi pemerintahan.
Tapi orang-orang Palestina di Israel umumnya lebih miskin dan kurang berpendidikan dibandingkan orang-orang Yahudi Israel. Mereka telah lama menderita diskriminasi dalam perumahan, pendanaan pemerintah, dan pekerjaan umum.
Meskipun ada upaya di pemerintahan baru-baru ini untuk mengatasi kesenjangan sosial-ekonomi itu, hak-hak nasionalis Palestina perlahan-lahan terkikis selama bertahun-tahun, terutama karena sentimen nasionalis Israel telah tumbuh. "Adalah hak kami untuk mengibarkan bendera Palestina kami,” kata aktivis dan mahasiswa di Tel Aviv University Alin Nasra.
"Ini adalah sesuatu yang membedakan kami sebagai minoritas di dalam Israel," ujarnya.
Israel pernah menganggap bendera Palestina sebagai kelompok milisi, tidak berbeda dengan Hamas Palestina atau Hizbullah Syiah Lebanon. Namun setelah Israel dan Palestina menandatangani serangkaian perjanjian perdamaian atau Kesepakatan Oslo, bendera tersebut diakui sebagai milik Otoritas Palestina.