REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Di awal pembangunannya, warga Batavia begitu membanggakan keberadaan stasiun Tanjung Priok. Betapa tidak, sebagai stasiun penghubung pelabuhan dengan pusat kota, stasiun Tanjung Priok terbilang mewah.
Tengok saja, artistik bangungan stasiun seni perpaduan antara gaya neo klasik dengan gaya kontemporer. Itu terlihat dari kerangka bangunan dari berbagai sudut. Tak aneh jika bangunan ini pernah berjaya sebagai salah satu stasiun kebanggaan warga Batavia di era akhir abad ke-18.
Pemerhati Sejarah Jakarta, Alwi Shahab menuturkan kejayaan stasiun Tanjung Priok surut saat Kementerian Perhubungan menghapuskan fungsi Tanjung Priok sebagai stasiun penumpang pada awal Januari 2000. Efek dari penghapusan itu membuat pemasukan PT. KAI berkurang. Inilah biang keladi bermunculannya "wisma-wisma" liar yang berada di sekitar stasiun.
"Kondisinya sempat tidak terawat," papar Abah Alwi, sapaan akrabnya kepada peserta Melancong Bareng Abah Alwi edisi Menelusuri Jejak Portugis di Kampung si Pitung, Ahad (3/7).
Lantaran dibiarkan, kondisi stasiun yang semula sedap dipandang mendadak menjadi stasiun tak bertuan. Atap bangunan sudah terlepas di sana-sini. Kaca-kaca dan kerangka atap bangunan sudah mulai lekang dimakan usia. Areal peron sebagian sudah tidak terawat bahkan di sisi barat sudah dipenuhi oleh para tunawisma.
"Sangat disayangkan," komentar Abah. Nafas stasiun Tanjung Priok yang terengah-engah mendadak segar kembali ketika PT Kereta Api Indonesia memutuskan membuka kembali stasiun Tanjung Priok sebagai stasiun penumpang pada tahun 2009. Persiapan dilakukan pada bulan November-Desember 2008 dengan dilaksanakannya renovasi besar-besaran terhadap fisik bangunan stasiun. Termasuk membersihkan sisa-sisa peninggalan tunawisma.
Langkah lain yang dilakukan rehabilitasi jalur berikut dengan pembangunan perangkat sinyal elektrik di awal tahun 2009. Tepat 28 Maret 2009, Presiden SBY meresmikan kembali fungsi Stasiun Tanjung Priok.
Meski berfungsi, stasiun ini tidak melayani penumpang sebagaimana mestinya. Sebab, stasiun ini hanya melayani trayek kereta api secara terbatas. Tak heran, berbeda dengan stasiun lain di Jakarta, stasiun Tanjung Priok tidak diwarnai hingar bingar penumpang.
"Stasiun ini hanya melayani trayek Bekasi dan Bogor. Untuk luar kota, stasiun ini melayani trayek Surabaya, itupun kelas ekonomi," pungkas Abah.