REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Polisi masih melakukan pengamanan di SMAN 6 Jakarta pascakericuhan antara wartawan dan pelajar, Senin (19/9). Sekitar 200 personel disiagakan untuk berjaga di sekitar lokasi.
"Polisi tetap ditempatkan," kata Kepala Kepolisian Resort (Polres) Jakarta Selatan, Komisaris Besar Polisi Imam Sugianto, saat berada di SMAN 6 Jakarta, Jalan Mahakam, Kebayoran Baru, Selasa (20/9). Pengamanan kepolisian ini akan dilakukan hingga situasi dirasa kondusif.
Mulai Selasa (20/9) ini, kegiatan para pelajar di SMAN 6 Jakarta diliburkan untuk sementara waktu. Pihak sekolah meliburkan para pelajar sekitar empat hari. Di dalam sekolah, terlihat beberapa orang berjaga di pintu masuk. Gerbang sekolah pun ditutup dan hanya orang tertentu yang dapat diperbolehkan masuk.
Sementara terkait kasus ini, Imam mengatakan bahwa polisi masih melakukan penyelidikan dan penelusuran. Polisi juga akan menindaklanjuti beberapa kesepakatan hasil mediasi dari kedua belah pihak. Diantaranya, kata dia, kasus perampasan kaset, pengeroyokan serta pemukulan.
Pada Sabtu (17/9), polisi sudah menerima laporan dari salah satu wartawan terkait perampasan kaset yang diduga dilakukan oknum pelajar SMAN 6 Jakarta. Kejadian bermula ketika wartawan Trans 7, Octaviardi, tengah meliput aksi tawuran antarpelajar Jumat (16/9) lalu. Saat mengambil gambar, Octaviardi didatangi sekelompok pelajar yang kemudian merampas kasetnya.
Mengenai laporan perampasan kaset itu, Imam mengatakan, polisi sudah mulai melakukan penyelidikan. Polisi sudah menunjukkan beberapa foto orang kepada pelapor. Namun, katanya, belum ada dari foto itu yang diduga sebagai pelaku perampasan. "Tidak ada yang dikenali. Karena saat kejadian, pelapor tidak jelas melihat mukanya," kata dia.
Untuk penelusuran kasus ini, Imam meminta kerja sama dari semua pihak. Pihaknya meminta siapapun yang mempunyai alat bukti untuk menyerahkannya pada kepolisian. Sehingga, polisi mempunyai petunjuk untuk melakukan penelusuran. "Apapun, foto, gambar atau saksi yang dapat menyajikan," kata dia.