Jumat 12 Aug 2011 13:43 WIB

Sekolah Anak Dhuafa Cimahi Terancam Ditutup

REPUBLIKA.CO.ID, CIAMHI - SD Juara Kota Cimahi, Jawa Barat, tempat sekolahnya anak-anak kaum dhuafa terancam tutup akibat tidak memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB) sejak berdiri tahun 2008.

Pemkot Cimahi belum berani mengeluarkan IMB lantaran sekolah tersebut berdiri diatas lahan aset daerah yang belum jelas kepemilikannya, kata anggota DPRD Kota Cimahi, Ike Hikmawati kepada wartawan, Jumat.

"Pemkot Cimahi harus mendorong agar status SD Juara segera mendapatkan pengakuan perizinannya. Karena SD itu telah membantu pemkot dalam mengurusi anak yatim dan orang terlantar yang seharusnya dipelihara negara," ujarnya.

Dikatakan Ike, pihaknya sejauh ini dari Komisi IV dan Komisi I DPRD Kota Cimahi telah melakukan upaya tindak lanjuti permohonan pengajuan SD yang terletak di gang Mesjid Jalan Melong Raya Komplek Cijerah II Blok 2, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi agar memiliki legalitas formal.

Sementara itu, Kepala SD Juara, Ivan Supangat mengatakan, SD Juara merupakan sekolah binaan dari rumah zakat yang bergerak dibidang pendidikan, sosial dan pemberdayaan. Menurutnya, meskipun SD Juara belum memiliki legalitas formal tapi saat peresmiannya dihadiri langsung oleh Wali Kota Cimahi, Itoc Tochija pada 2008 lalu.

"Itu artinya, hubungan kami dengan Pemkot Cimahi sangat baik dan tidak ada masalah. Karena sekolah ini memang menampung murid dari kalangan keluarga menengah kebawah atau mustahiq zakat," ucapnya.

Disampaikannya, pihaknya telah berungkali mengajukan permohonan izin SD Juara melalui PPTSP (Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu). Namun, karena seringnya terjadi pergantian kepemimpinan kepala sekolah membuat pengurusan izin terhambat.

"Jumlah siswa yang sekolah disini ada 143 siswa. Mereka 100 persen sekolah disini gratis tanpa dipungut biaya apapun," katanya.

Dijelaskannya, seluruh siswa tidak mampu di Cimahi bisa bersekolah disitu asalkan dianggap memenuhi kriteria miskin yang telah ditentukan oleh rumah zakat dan dilakukan survei. Pada umumnya, sambung Ivan, siswa yang belajar di SD tersebut bisa menorehkan prestasi luar biasa meskipun mereka berasal dari jalanan.

"Siswa di sini banyak yang tahfidz qur'an. Selain itu, salah satu kegiatan ekstrakuriler unggulan sekolah ini adalah perkusi," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement